Pengakuan Memilukan Santriwati Korban Pencabulan Pimpinan Ponpes di Cikande: Nyaris Mati Dipaksa Aborsi
Polisi mengamankan pimpinan pondok pesantren di Cikande, Banten, berinisial KH (42). Penangkapan ini terkait aksi pencabulan terhadap santriwati berinsial SL (16).
Dalam pengakuannya, SL mengaku telah tiga kali digauli pelaku hingga hamil. Bahkan korban nyaris melayang nyawanya akibat dipaksa melakukan aborsi.
Korban mengungkapkan, awalnya pada Juli 2023, dirinya mau diberikan pengobatan oleh pelaku di dalam ruangannya.
Baca Juga: Seminggu Terakhir, Harga Bahan Pokok di Banten Tinggi Padahal Pasokan Melimpah
Namun yang terjadi justru KH melakukan perbuatan tak terpuji hingga terjadilah hubungan layaknya suami istri.
"Pertama dan kedua (digauli) pakai kondom. Yang ketiga enggak, hingga saya hamil," kata SL kepada awak media.
Korban mengaku awalnya tidak mengetahui bila telah berbadan dua, mengandung anak KH.
Baca Juga: Guru Cabuli Siswa Ditangkap Polisi
Saat itu, kata SL, pelaku tetiba meminta urine dirinya. Diduga untuk dicek kehamilan korban.
Beberapa hari kemudian, SL diminta meminum obat yang diduga obat aborsi. Dicampur dengan minuman bersoda.
"Pelaku bilangnya itu obat untuk pelancar haid. Terus saya diminta pakai pembalut. Saya nurut pakai softex dan saya meminum obat itu, disuruh minum pakai Sprite," terangnya.
SL yang bingung dengan hal itu, sempat menanyakan kepada pelaku. KH pun akhirnya menceritakan bahwa korban telah hamil.
"Akhirnya saya kecewa dan nangis. Kata si pelaku, tenang neng dosa mah enggak ditanggung sama si eneng," ujarnya.
SL menambahkan, setelah meminum diduga obat aborsi itu, ia tidak merasakan adanya tanda-tanda keguguran.
Sampai pada akhirnya KH memanggil dukun pijat untuk memijat korban.
"Si dukun nanya, emangnya kamu nggak mau dinikahin. Saya jawab gimana orang pondok. Pelaku ngomong ke Mang Eki, kalau saya enggak mau digugurin mau dinikahkan dengan santri lain untuk menghilangkan tanggung jawab," ungkapnya.
SL melanjutkan, sebelum dipijat, dirinya diminta untuk meminum ragi, jamu dan nanas muda yang membuatnya nyaris meninggal.
"Habis minum itu saya panas dingin kayak mau mati, habis itu muntah-muntah, saya dimarahi sama pelaku jangan muntah. Pada akhirnya keluarlah itu si janin. Yang membuang janin saya enggak tahu siapa," ucapnya.
Sementara itu, Kanit PPA Satreskrim Polres Serang Ipda Sanggarayugo Widyajaya mengatakan, ada dua santriwati lainnya yang juga menjadi korban kebejatan KH, yakni berinisial SP (18) dan M (22).
"Untuk korban ada 3 pengakuannya (Pelaku) ada yang dua kali, ada yang tiga kali dan ada yang sampai hamil, sempat juga dilakukan aborsi oleh inisial K," kata Sanggrayugo.
Sebelumnya warga merusak bangunan Pondok Pesantren Bani Ma'mun di Cikande, Kabupaten Serang, Banten, pada Minggu (1/12), lantaran marah atas terungkapnya kasus kekerasan seksual terhadap tiga santriwati yang dilakukan oleh KH, sang pimpinan ponpes.
KH sempat bersembunyi di plafon rumah warga karena takut dihakimi massa. Penyidik Polres Serang akhirnya membekuk tersangka dan menahannya.