Pengamat Sebut Invisible Hand Bikin Airlangga Hartarto Mundur: Golkar Dibredel?
Politik

FT News - Mundurnya Airlangga Hartarto sebagai ketua umum partai Golkar memunculkan spekulasi liar terkait adanya kekuatan besar dibalik keputusan mengejutkan ini.
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyebut mundurnya Airlangga Hartarto karena adanya tekanan politik.
“Saya melihatnya dari invisible hand, yaitu pihak luar. Pihak luar ini yang pihak yang berkuasa, yang punya kekuasaan besar, yang punya pengaruh besar di republik ini,” ungkapnya kepada FTNews, Senin (12/8).
Baca Juga: Tegas! Jokowi Minta Tidak Ada Lagi Politisasi Agama di Pemilu
Ditanya lebih lanjut terkait rumor bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Gibran menjadi ketua umum Golkar, Ujang menilai hal itu bisa catatan hitam dalam sejarah perpolitikan Indonesia.
Airlangga Hartarto resmi mengundurkan diri seebagai ketua umum partai Golkar, Minggu (11/8/2024). [Instagram]
Sebab, dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Golkar, jika ingin menjadi ketua umum, kader harus berdinamika di dalam partai dan menjadi pimpinan partai selama lima tahun.
Baca Juga: Waspada Para Pengguna Jasa Joki! 3 "Penyakit" Ini akan Menghampiri
“Kalau sesuai AD/ART ga boleh dan ga bagus, dan itu bisa merusak Demokrasi dan partai, merusak tatanan bernegara. Kalo dipaksakan seperti itu. Jadi masyarakat akan mengecam sebuah pembegalan terbesar dalam abad ini, karena Golkar dibredel,” jelasnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini menduga Airlangga Hartarto menyerah pada keadaan dan tekanan politik.
“Dan mengikuti kemauan mereka yang menekan ya publik pun sudah tahu siapa yang punya kekuasaan,” tambahnya.
Sebelumnya eks politikus Golkar Jusuf Hamka juga menilai demikian. Dirinya mengaku mendengar desas-desus bahwa memang benar kursi Airlangga sebagai ketua umum digoyang. Namun, dirinya tidak merinci siapa sosok tersebut.
“Saya tidak pasti, saya cuma semilir angin lewat-lewat. Saya cuma dengar ngga pasti aja gitu. Ya kan kepastiannya kalian lebih tahu deh, masa sih saya harus ngajarin bebek berenang,” ungkapnya setelah dia memberikan surat pengunduran diri sebagai kader Golkar di DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat.