Peran Indonesia dalam Membentuk Ekosistem 5G Asia Pasifik
Teknologi

Asosiasi seluler global GSMA (Global System for Mobile Communications Association) menempatkan Indonesia sejajar dengan India sebagai negara prioritas masa depan internet 5G di Asia Pasifik. GSMA menilai keberhasilan 5G bukan hanya soal teknologi, tapi soal keberanian pemerintah menyatukan ekosistem industri, operator, dan masyarakat.
“Indonesia adalah salah satu dari lima ekonomi terbesar dunia di generasi mendatang. Peran Indonesia dalam membentuk ekosistem 5G akan menentukan masa depan Asia Pasifik,” ujar Kepala GSMA Julian Gorman saat bertemu dengan Menteri Komunininikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, dikutip dari siaran pers Komdigi, Jumat (9/5).
Sementara itu Menkomdigi Meutya Hafid mengatakan kalau pemerintah Republik Indonesia menunjukkan komitmennya untuk membangun dan menguatkan infrastruktur serta ekosistem 5G tidak hanya secara nasional tapi juga tingkat regional Asia Pasifik. Tahun ini, pemerintah menyiapkan lelang spektrum untuk mengejar bahkan melampaui negara-negara tetangga di sektor 5G.
Baca Juga: Tersangka Judol di Bekasi Tambah Menjadi 14 Orang, Salah Satunya Staf Ahli Komdigi
“Kami tidak hanya fokus membangun jaringan, tapi juga membangun kepercayaan. Perlindungan anak, pemberantasan penipuan online, hingga penyederhanaan industri menjadi prioritas tahun pertama saya,” ujar Meutya Hafid.
Sementara itu GSMA turut menyoroti urgensi langkah cepat. Vietnam telah memimpin dengan insentif fiskal dan pemangkasan biaya spektrum yang mendorong percepatan 5G. Sedangkan Indonesia, dengan dukungan penuh para eksekutif, diharapkan mampu mengambil langkah cepat tersebut dan mendukung keberhasilan 5G di Asia Pasifik. Dengan kerja sama erat bersama mitra global seperti GSMA, Indonesia siap memasuki dekade digital sebagai kekuatan utama di Asia.
“Keberhasilan 5G di Asia adalah soal keberanian membawa visi besar, bukan hanya membangun infrastruktur,” tutup Julian Gorman.
Baca Juga: Polri Gencar Sikat Bandar Judi Online, Meutya Hafid Klaim Sudah Blokir 187 Ribu Situs Judol: Terbanyak Sepanjang Sejarah