Pernyataan BPN Soal Stok Kedelai Dibantah Mendag
Forumterkininews.id, Jakarta - Kementerian Perdagangan menyanggah pernyataan Badan Pangan Nasional yang menyebutkan bahwa stock kedelai hanya sampai tujuh hari. Menurut Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, Stock Kedelai Indonesia aman untuk tiga bulan kedepan.
Baca Juga: Edy Rahmayadi ke Ketua Umum PWI: Kembalikan Pers ke Hati Rakyat
"Stok kedelai aman, bisa untuk tiga bulan," ujar pria yang akrab disapa Zulhas ini.
Baca Juga: Jokowi: IKN Bukan Hanya untuk ASN
"Kalau rupiah dekati Rp 17 ribu, harga impor tentu lebih tinggi. Ini yang lagi kita rapatkan bagaimana dampaknya terhadap sembako kalau rupiahnya naik," kata dia.
Badan Pangan Nasional sebut stock kedelai hanya untuk 7 hari
Sebelumnya, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Nasional I Gusti Astawa mengatakan jika pemerintah harus mewaspadai pasokan pangan di setiap daerah. Karena di tengah tantangan resesi global dan potensi krisis pangan ini tentu menjadi peran bersama.
"Kita wajib waspada, tidak boleh terpaku pada peribahasa seolah daerah kita ini subur. Padahal kondisi riil di lapangan ada daerah yang surplus, dan ada daerah yang defisit. ini menjadi peran kita bersama." Katanya dikutip dari Antara, Senin (24/10).
Ia menyebutkan saat ini ketersediaan beras di Indonesia masih cukup untuk sampai 88 hari ke depan. Sementara pasokan jagung masih cukup untuk 52 hari ke depan. Selanjutnya bawang merah masih aman hingga 39 hari, cabai 12 hari, daging lembu 89 hari, daging ayam ras 62 hari, gula konsumsi 149 hari, dan minyak goreng 77 hari.
Hanya saja kedelai akan cukup sampai 7 hari ke depan saja, sehingga perlu diperhatikan penambahan pasokannya terutama bagi pengrajin tahun dan tempe. P.emerintah perlu memiliki cadangan pangan yang cukup.
“Saat ini kami sedang membenahi Perpres tentang cadangan pangan. Tiga komoditas utama yang cadangannya akan kami tata yakni beras, jagung, dan kedelai sehingga cadangannya dikuasai Bulog untuk mengendalikan harga,†katanya.
Dalam 5 tahun terkahir, impor kedelai Indonesia di atas 2,4 juta ton per tahun dengan nilai di atas US$1 miliar per tahun seperti terlihat pada grafik.