PNS vs PPPK, Siapa Lebih Untung di Skema Single Salary?
Pemerintah tengah menyiapkan skema Single Salary bagi seluruh ASN, baik PNS maupun PPPK.
Sistem ini menyatukan semua komponen penghasilan, mulai gaji pokok hingga tunjangan, menjadi satu paket bulanan.
Tujuannya adalah menyederhanakan penggajian dan meningkatkan transparansi.
Baca Juga: Menteri PANRB: Sebanyak 16 Ribu ASN Bakal Ditempatkan di IKN
Namun, pertanyaan muncul: apakah PNS dan PPPK akan menerima gaji yang sama? Ternyata, belum tentu.
Bagaimana Skema Single Salary Bekerja
PNS. [Ist]
Baca Juga: Cerita Menpan RB jadi Sasaran Teror Para ASN di Akhir Tahun
Gaji ASN ditentukan berdasarkan grading jabatan, bukan lagi golongan atau masa kerja.
Paket gaji bulanan sudah termasuk semua tunjangan, termasuk tunjangan kinerja.
Transparansi lebih tinggi karena semua komponen digabung dalam satu angka.
Mengapa Gaji PNS dan PPPK Bisa Berbeda
Meski berada dalam sistem yang sama, beberapa faktor membuat gaji bersih PNS dan PPPK berbeda:
- Grading jabatan: Jabatan berbeda berarti paket gaji berbeda.
- Jenis jabatan: PNS dengan jabatan struktural/fungsional tinggi bisa lebih tinggi dibanding PPPK.
- Potongan dan pajak: Take-home pay dapat berbeda karena pajak dan potongan lain.
Peluang PPPK di Skema Single Salary
PPPK. [Ist]
PPPK dengan grading tinggi bisa memperoleh gaji mendekati atau sebanding PNS.
Namun, kepastian jangka panjang, tunjangan pensiun, dan peluang karir tetap lebih terbatas dibanding PNS.
Artinya, performa dan jabatan menjadi faktor utama penentu gaji PPPK.
Skema Single Salary menyederhanakan penggajian ASN, tapi gaji PNS dan PPPK tidak otomatis sama.
Perbedaan tetap muncul karena jabatan, beban kerja, dan grading.
Bagi PPPK, ini bisa menjadi peluang memperoleh gaji kompetitif, namun kepastian jangka panjang tetap lebih terbatas dibanding PNS.