Polisi: Demo Mahasiswa Papua Barat di Bali Tidak Ada Pemberitahuan
Daerah

Forumterkininews.id, Jakarta - Mahasiswa Papua Barat menggelar aksi unjuk rasa untuk memprotes penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali dan juga Amerika Serikat, pada Rabu (16/11).
Demo mahasiswa Papua Barat tersebut berujung kericuhan dengan Pecalang yang merupakan perangkat keamanan desa di Bali.
Dalam video yang beredar, salah satu masyarakat yang mengaku sebagai Ketua Adat dan para pecalang meminta diperlihatkan surat izin kepada perwakilan mahasiswa yang tengah menggelar aksi unjuk rasa tersebut.
Baca Juga: Diselingi Menembak, Pangdam Jaya dan Insan Media "Ngopi Bareng"
"Izinnya mana? Coba lihat," kata salah satu masyarakat yang mengaku sebagai Ketua Adat.
"Kalau saya turunkan massa, apa yang akan terjadi. Makannya jangan ribut disini," sambungnya.
"Nggak apa-apa turunkan saja," timpal salah satu pendemo. Kemudian terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa Papua Barat dengan sejumlah pecalang.
Baca Juga: Jelang Pembacaan Putusan, Ribuan Personel Amankan Gedung MK
Video aksi demonstrasi tersebut diketahui dibagikan oleh aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Veronica Koman melalui akun Twitternya.
Dalam unggahannya, Veronica menyebut aksi demonstrasi tersebut sengaja dilakukan untuk memprotes pelaksanaan G20 sekaligus menyuarakan kemerdekaan Papua Barat. Namun sejumlah mahasiswa diminta oleh perwakilan masyarakat dan pecalang untuk dihentikan aksi unjuk rasa.
Mahasiswa Papua Barat berencana untuk melakukan protes secara damai. Namun mereka diblokir dan diserang oleh para pecalang
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto membenarkan aksi demonstrasi tersebut. Namun aksi unjuk rasa mahasiswa Papua Barat tidak membuat surat pemberitahuan aksi, berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
Satake mengaku polisi juga tidak menerima surat pemberitahuan terkait rencana aksi demonstrasi yang digelar oleh kelompok mahasiswa itu. Oleh karena itu, ia menyayangkan aksi mahasiswa Papua yang berujung terjadinya bentrokan antara massa aksi dengan kelompok Pecalang.
"Sangat menyayangkan aksi unjuk rasa yang dilakukan. Dan tidak ada izin kepada pihak kepolisian berdasarkan peraturan perundang-undangan. Sehingga jika ada izin dan surat pemberitahuan kepada polisi, kami akan melakukan pengamanan saat jalannya aksi unjuk rasa," kata Kombes Stefanus Satake kepada forumterkininews.id saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (16/11).
Apalagi aksi unjuk rasa tersebut dilakukan ditengah digelarnya acara KTT G20 tersebut.
Saat disinggung soal kericuhan atau bentrokan antar massa aksi dengan sejumlah pecalang, Stefanus Satake mengatakan bahwa hal tersebut karena adanya kesalahpahaman.
"Itu hanyalah kesalahpahaman aja. Mungkin itu aja dulu ya yang bisa disampaikan," ucapnya.