Ponpes Al Khoziny Ambruk, Korban Meninggal Dunia Jadi 14 Orang

Korban meninggal dunia tragedi Ponpes Al Khoziny ambruk di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, bertambah menjadi 14 orang.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB menjelaskan kejadian ini korban tercatat sebanyak 167 orang. Dari jumlah tersebut, 118 orang telah ditemukan dengan rincian; 103 orang dalam kondisi selamat.
“14 orang meninggal dunia dan satu orang kembali ke rumah tanpa memerlukan penanganan medis lanjutan,” kata Abdul Muhari, Sabtu 4 Oktober 2025.
Baca Juga: Januari- November, 3.354 Bencana Alam Terjadi di IndonesiaÂÂ
Dari korban selamat, sebanyak 14 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit, 89 orang telah diperbolehkan pulang dan satu orang dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto.
Tim SAR gabungan melakukan evakuasi terhadap korban. [Dok Basarnas]
Sementara itu, sebanyak 49 orang lainnya (berdasarkan daftar absensi yang dirilis pihak pondok pesantren) masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan.
Baca Juga: Tanah Longsor di Kabupaten Pegunungan Arfak, 2 Orang Meninggal
“Proses pencarian dan evakuasi masih terus dilanjutkan dengan dukungan penuh dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, PMI, Tagana, Pemadam Kebakaran dan unsur relawan lainnya,” ungkap Abdul.
Hingga saat ini, lanjutnya, pembersihan material dilaksanakan selama 24 jam penuh.
Dalam proses pembersihan tersebut, apabila ditemukan jenazah, tim pembersihan akan segera dibantu oleh tim evakuasi yang terdiri dari tenaga medis dan ambulans untuk melakukan proses evakuasi hingga penanganan jenazah lebih lanjut.
Diketahui, gempar Sidoarjo setelah musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny abruk pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.
Peristiwa tragis ini terjadi ketika ratusan santri tengah melaksanakan salat Ashar berjamaah.
Suasana yang seharusnya khusyuk berubah menjadi ketakutan setelah bangunan musala tiga lantai tersebut runtuh dan menelan korban jiwa.
Berdasarkan laporan resmi, satu orang meninggal dunia dalam musikbah ini, sementara puluhan santri lainnya mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Hingga malam hari, proses evakuasi korban masih terus dilakukan oleh tim gabungan Basarnas, BPBD Jawa Timur, serta relawan.
Menurut bukti sejumlah santri yang selamat, tanda-tanda kerusakan mulai terasa saat jamaah sedang berdiri melaksanakan rakaat pertama.
Ponpes di Sidoarjo ambruk. [Istimewa]
Suara gemeretak dan getaran kecil terdengar dari bagian atas bangunan. Tak lama kemudian, material bangunan mulai retak, dan hanya dalam hitungan detik, struktur musala runtuh hingga ke lantai dasar.
Beberapa santri berhasil menyelamatkan diri dengan berlari ke arah pintu keluar, namun sebagian besar jamaah terjebak di dalam pengabdian.
Dari hasil pemeriksaan awal yang disampaikan oleh KH Abdus Salam Mujib, pengasuh Ponpes Al Khoziny, penyebab utama runtuhnya bangunan adalah lemahnya struktur dan fondasi musala.
Bangunan musala tersebut diketahui sedang dalam tahap pengecoran akhir dek lantai tiga. Proses pengecoran dilakukan sejak pagi hingga siang hari.
Sehingga lantai atas yang masih basah dan berat menambah beban berlebihan pada struktur yang belum benar-benar kuat.