Profil Andra Soni, Cagub Banten Unggul di Hitung Cepat Pilkada 2024: Lewati Masa Kecil Dengan Getir
Daerah

Provinsi Banten dipastikan akan memiliki pemimpin baru, yakni pasangan cagub-cawagub Andra Soni-Dimyati Natakusumah.
Keduanya unggul dalam hitung cepat atau quick count Pilkada banten 2024 yang dilakukan sejumlah lembaga survei.
Salah satunya adalah hitung cepat yang dilakukan oleh Charta Politika. Pada pukul 06.29 WIB, data yang diterima lembaga survei itu telah 100 persen.
Baca Juga: Tiru Dedi Mulyadi, Gubernur Banten Andra Soni Siap Lakukan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor
Hasilnya, pasangan Andra Soni-Dimyati memperoleh suara sebanyak 57,52 persen.
Sementara rivalnya, Airin Rachmi Diany-Ade Sumadi memperoleh 42,48 persen suara berdasarkan hitung cepat.
Meski baru dinyatakan menang dalam versi hitung cepat, sosok Andra Soni berhasil mencuri perhatian publik.
Baca Juga: Akhirnya Diusung Golkar, Airin Rachmi Diany: Ini Pertolongan Allah SWT
Lantas seperti apakah sosoknya? Berikut ulasannya.
Mengutip laman ewsmi DPRD Banten, Andra Soni lahir di Payakumbuh, Sumatera Barat, 12 Agustus 1976.
Ia lahir dari keluarga petani pedesaan yang secara ekonomi bisa dikatakan pas-pasan. Karena itulah masa kecilnya disebut penuh dengan tantangan.
Untuk memperbaiki kehidupannya, orang tua Andra memutuskan untuk merantau ke Pekanbaru, Riau dan menjadi kuli bangunan. Ketika itu Andra masih berusia balita.
Ternyata penghasilan orang tuanya di perantauan tak membaik. Penghasilan dari profesi kuli bangunan tak cukup memenuhi kebutuhan keluarga.
Akhirnyaa orang tua Andra memutuskan untuk menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, sebagai buruh tani.
Keputusan ini menjadi sangat berisiko, karena mereka berangkat dengan status sebagai TKI Ilegal.
Beruntung, di Negeri Jiran, pemerintah setempat memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengenyam pendidikan, meski statusnya illegal.
Selepas megenyam pendidikan sekolah dasar, Andra tak bisa melanjutkan ke jenjang SMP di Malaysia, karena terbentur kelengkapan dokumen.
Ia lalu pulang ke Indonesia dan ikut menetap dengan kakaknya di Kecamatan Ciledug, Kota Tengerang, Banten.
Disanalah ia melanjutkan pendidikannya ke salah satu sekolah menengah pertama (SMP).
Andra melewati pendidikannya dengan ekonomi pas-pasan, dengan ogkos dan yang jajan seadanya.
Satu waktu, Andra pernah kehabisan ongkos dan terpaksa menginap di rumah salah satu temannya karena tak bisa pulang.
Ternyata disinilah titik balik Andra. Karena sering menginap, pemilik rumah menawarkannya untuk menetap.
"Namanya ditawarin nginep mau. Kamarnya ada, kasurnya, sarapannya," kenangnya, dikutip dari laman resmi DPRD Banten.
Ia tak menyangka, pemilik rumah yang memberi tawaran itu adalah Raden Muhidin Wiranata Kusuma, putra Raden Aria Adipati Wiranata Kusuma, mantan Menteri Dalam Negeri Indonesia pertama.
Andra lalu diangkat sebagai anak dan dibiayai pendidikannya hingga lulus SMA.
Setelah lulus SMA, Andra tak bisa melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, karena terbentur biaya.
Namun ia tak menyerah. Andra memutuskan untuk bekerja di Jakarta. Dari gajinya ia akhirnya bisa mendaftar kuliah di STIE Bakti Pembangunan program Diploma III.
Kariernya mengalami turun naik. Ketika krisis moneter menerpa Indonesia pada 1997, perusahaan tempatnya bekerja berhenti karena bangkrut.
Namun ia terus berusaha untuk memperbaiki kondisi ekonominya dan berhasil mengembangkan usahanya sendiri di bidang ekspedisi.
Terjun ke politik
Ketika kondisi ekonominya stabil, Andra menjajal dunia politik. Pada Pemilu 2014, ia menjadi calon anggota legislative dari Partai Gerindra.
Tak disangka, ia lolos ke parlemen dengan perolehan suara yang cukup memuaskan.
Di Gerindra ia sempat menjabat sebagai Sekretaris DPD Gerindra Banten mendampingi Desmon J Mahesa.
Pada 2019, ia mengulangi keberuntungannya sehingga bisa menjabat sebagai Ketua DPRD Provinsi Banten.
Dan pada Pemilu 2024, Andra diberi Amanah sebagai Koordinator Tim Kampanye Daerah Prabowo-Gibran Provinsi Banten.