Profil Universitas Udayana, Perguruan Tinggi Negeri Tempat Timothy Anugerah Kuliah
Universitas Udayana (Unud) menjadi sorotan belakangan karena kasus meninggalnya seorang mahasiswa Timothy Anugerah. Mahasiswa tersebut meninggal bunuh diri, namun muncul kasus dugaan nir-empati dari rekan-rekan korban.
Kasus dugaan perundungan terhadap mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana tersebut akhirnya muncul. Belakangan Universitas Udayana menyampaikan klarifikasi resmi untuk meluruskan informasi yang beredar.
Pihak kampus menegaskan bahwa percakapan yang beredar di media sosial terjadi setelah peristiwa meninggalnya almarhum, bukan sebelumnya. Namun, di media sosial netizen justru menyoroti bahwa nir-empati tersebut harus ditindaklanjuti pihak kampus terlepas berhubungan atau tidak dengan kematian korban.
Baca Juga: Ini Tulisan Terakhir Timothy Unud Ungkap Luka Sosial Sebelum Meninggal
Profil Universitas Udayana
Renungan Malam di Universitas Udayana mengenang Timothy Anugerah. (instagram @univ.udayana)Universitas Udayana merupakan salah satu universitas negeri yang ada di Pulau Bali. Kampus utamanya terletak di Jimbaran, Kabupaten Badung.
Universitas Udayana berdiri pada tanggal 29 September 1962. Rektor Universitas Udayana saat ini tahun 2024-2028 adalah I Ketut Sudarsana.
Baca Juga: Tragedi Timothy Unud dan Bocornya Chat Bullying yang Picu Kemarahan Publik
Universitas Udayana memiliki sejarah panjang yang berawal dari berdirinya Fakultas Sastra cabang Universitas Airlangga di Bali. Fakultas ini berdiri atas prakarsa Letnan Kolonel Minggoe dan Teuku Muhammad Daoedsjah yang memimpin Yayasan-Yayasan Fakultas Nusa Tenggara.
Kedua tokoh tersebut berperan penting dalam menginisiasi kehadiran lembaga pendidikan tinggi pertama di Pulau Bali. Mereka memiliki visi untuk menciptakan pusat pengkajian ilmu sastra dan budaya yang berakar pada nilai-nilai lokal.
Dalam upaya mewujudkan gagasan tersebut, yayasan menggandeng sejumlah tokoh ahli di bidang ilmu susastra. Beberapa di antaranya adalah Dr. Ida Bagus Mantra, Dr. Roelof Goris, dan I Gusti Ketut Ranuh yang turut aktif dalam persiapan awal.
Para tokoh ini tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik lembaga, tetapi juga pada penyusunan struktur akademik yang solid. Mereka bertanggung jawab merekrut tenaga pengajar berkualitas untuk memperkuat proses belajar mengajar.
Dari hasil rekrutmen tersebut, Fakultas Sastra berhasil menghadirkan sejumlah ilmuwan ternama. Di antaranya ialah Prof. Dr. Mpu Raden Mas Ngabehi Poerbatjaraka, Prof. Dr. Swami Ajarananda, Dr. Ida Bagus Mantra, dan Dr. Roelof Goris.
Keberadaan para akademisi tersebut menjadi tonggak awal berkembangnya tradisi keilmuan di Bali. Fakultas Sastra kemudian menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengembangkan minat di bidang kebudayaan dan bahasa.
Peresmian Fakultas Sastra
Universitas Udayana. (x @UdayanaUniv)
Peresmian Fakultas Sastra dilakukan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. Soekarno, pada 29 September 1958. Acara pembukaan dihadiri oleh Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, Prof. Dr. Priyono.
Tanggal peresmian tersebut kini diabadikan dalam prasasti di Fakultas Sastra, Jalan Nias, Denpasar. Momentum bersejarah itu menandai babak baru dalam dunia pendidikan tinggi di Bali.
Setelah berjalan beberapa tahun, Fakultas Sastra berkembang menjadi Universitas Udayana. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP No.104/1962 tanggal 9 Agustus 1962, universitas ini resmi berdiri pada 17 Agustus 1962.
Universitas Udayana kemudian ditetapkan sebagai perguruan tinggi negeri tertua di Provinsi Bali. Karena tanggal berdirinya bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, perayaan hari jadi universitas dialihkan ke 29 September untuk mengenang peresmian Fakultas Sastra.