Program Satu Keluarga Satu Sarjana Siap Diluncurkan, Berikut Skema dan Kuotanya
Daerah

Skema program satu keluarga satu sarjana akan diumumkan pekan depan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
Pemprov Bali bekerja sama dengan 20 perguruan tinggi untuk mewujudkan program ini.
Untuk biaya kuliah, selain dibantu oleh kampus, juga akan menggunakan APBD Bali.
Baca Juga: Terlambat Berangkat, Tapi Bikin Heboh, Dua Bintang 'Resident Playbook' Siap Bikin Bali Geger
Program satu keluarga satu sarjana yang diadakan Pemprov Bali ini dijadwalkan bertepatan dengan penerimaan mahasiswa tahun 2025.
Perguruan Tinggi se-Bali
Baca Juga: Viral TPA Tutup, Gubernur Bali Wayan Koster Minta Warganya Urus Sampah Masing-Masing
Ilustrasi pelajar di Indonesia. (Meta AI)
Gubernur Bali I Wayan Koster juga sudah berkomunikasi para pimpinan perguruan tinggi se-Bali.
Kemudian, mereka membentuk tim kerja dalam menjalankan program satu keluarga satu sarjana.
Koster mengatakan, pertengahan Juli 2025 sudah bisa diekspos untuk rekrutmen mahasiswa di bulan Agustus.
“Saya kira minggu depan sudah diekspos untuk rekrutmen (mahasiswa) bulan Agustus,” kata Koster, dilansir dari Antara.
Dalam menjalankan program satu keluarga satu sarjana sudah dibuat skema.
Salah satunya kampus mengakomodasi mahasiswa dengan menggratiskan sepenuhnya biaya kuliah.
Program Indonesia Pintar
Ilustrasi pelajar Indonesia dari keluarga miskin. (Meta AI)
Perguruan tinggi bisa memanfaatkan jatah program Indonesia Pintar untuk calon mahasiswa darei keluarga belum ada yang mendapat gelar sarjana serta punya niat kuliah.
Ada juga skema pemberian subsidi Rp 500 ribu setiap semester, dan biaya hidup pelajar ditanggung Pemprov Bali.
Biaya hidup mencakup menyewa kost dan biaya bulanan.
“Indekosnya, hidup bulanannya, ditanggung APBD Bali, jadi berbagi. Program ini akan mulai dilaksanakan 2025 ini, Agustus kan mulai tahun ajaran baru,” tutur Koster.
Untuk kuota mahasiswa yang direkrut dalam program satu keluarga satu sarjana, ditargetkan 3.000 mahasiswa di tahun 2025.
Menurutnya, kuota tersebut sudah disepakati dengan perguruan tinggi.
“Nanti tergantung jumlahnya, targetnya tahun ini 3.000 mahasiswa,” kata Koster saat peresmian Gedung Universitas Terbuka (UT) di Jl. Raya Sesetan No. 121, Sesetan, Denpasar, Rabu (2/7/2025).
Dinas Sosial juga akan mencatat para calon mahasiswa dari kalangan keluarga miskin. Untuk kuota yang bisa ditampung oleh setiap kampus antara 100-200 mahasiswa.
Universitas Terbuka Bisa Menampung
Universitas Terbuka diharapkan bisa menampung lebih dari jumlah tersebut.
“Kalau UT kan tidak pakai umur, tetapi kalau di tempat lain bagi lulusan yang baru, ini terutama untuk lingkungan terdekat di Denpasar, juga yang jauh Jembrana, Bangli, Karangasem, atau di daerah jadi bisa belajar dari tempatnya. Kan kalau terbuka memungkinkan jarak jauh,” tuturnya.
Koster berharap program satu keluarga satu sarjana bisa membangun sumber daya manusia Bali yang makin unggul dan menaikkan partisipasi kasar masuk perguruan tinggi.
Berdasarkan data, kata Koster, angka partisipasi kasar masuk perguruan tinggi di Bali masih di bawah 40 persen, sementara targetnya mencapai 50 persen.