Produser Ungkap Rahasia di Balik Biaya Rp6,7 Miliar Film Animasi Merah Putih: One For All
Lifestyle
 100820255.png)
Rumah produksi Perfiki Kreasindo akhirnya angkat bicara mengenai biaya produksi film animasi Merah Putih: One For All yang menelan biaya mencapai Rp6,7 miliar.
Endiarto selaku produser eksekutif sekaligus sutradara film tersebut menegaskan bahwa biaya Rp6,7 miliar merupakan hasil gotong royong atau urunan dari sejumlah pihak.
Ia mengklaim, pihak-pihak yang ikut bergotong royong untuk biaya produksi film animasi Merah Putih: One For All memiliki visi yang sama, yakni mengangkat kisah kepahlawanan.
Baca Juga: Demon Slayer: Kimetsu No Yaiba The Movie: Infinity Castle Tayang Kapan di Indonesia?
"Kalau ada biaya seperti itu, saya sangat bersyukur. Saya sampaikan bahwa kami ini tidak ada biaya sepeser pun. Jadi, sifatnya gotong royong mandiri, urunan, bukan berarti urunan duit, tapi urunan tenaga, pikiran, dan waktu," kata Endiarto ketika ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (12/8/2025).
"Kita mau sumbang apa sih? Saya punya kemampuan ini, si B punya itu, ya sudah tidak apa-apa. Siapa yang memiliki visi yang sama, kita ajak untuk memberikan kontribusi tanpa memikirkan angka," sambungnya.
Baca Juga: Di Tengah Hujatan Netizen, Ryan Adriandhy Tanggapi Polemik Film Merah Putih: One For All
Meski biaya produksi disebut Rp6,7 miliar, Endiarto justru mengaku seharusnya biaya pembuatan film animasi bisa empat kali lipat dari angka tersebut.
Namun, saat menerima kritikan, ia mengaku lapang dada. Bahkan, Endiarto mengaku ikhlas jika Merah Putih: One For All tidak laku di pasaran.
Film Merah Putih: One for All.
"Jujur, kalau dihitung, film animasi itu bisa 3–4 kali lipat dari film biasa, baik dari segi biaya maupun waktunya. Kalau kami hitung total-totalnya, bisa lebih dari itu," jelasnya.
"Ya, kalau feedback penonton besar, alhamdulillah kita nikmati. Kalau kecil, kita nikmati. Kalau zonk, tidak ada yang nonton sama sekali, ya sudah. Dari awal kami sudah niat hanya memberikan kontribusi untuk mewarnai industri ini," lanjutnya.
Meski ada sejumlah kritik, Endiarto mengklaim pihaknya mendapat respons positif dari Kementerian Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan. Hal itu ditandai saat kunjungan mereka ke kementerian tersebut baru-baru ini.
"Jujur, kami berharap bisa menghibur, tapi kami tidak pernah berharap besar dari awal karena kami tahu kami kecil," ujar Endiarto.
"Kami datang ke sana-kemari, pasti responnya formalitas. Kami silaturahmi ke Kementerian Ekraf dan Kebudayaan, mereka cuma kasih jempol, kasih apresiasi. Ya sudah, itu sudah cukup buat kami," lanjutnya.
Merah Putih: One For All.
Sebelumnya, film animasi Merah Putih: One For All dijadwalkan tayang serentak pada 14 Agustus 2025. Biaya produksi Rp6,7 miliar ini terungkap melalui akun Instagram @movreview pada Jumat (8/8/2025).
"Film garapan Endiarto dan Bintang berdurasi 70 menit ini diketahui memakan budget produksi hingga Rp6,7 miliar, seperti yang diutarakan Produser Eksekutif Sonny Pudjisasono," tulis unggahan tersebut yang juga menandai akun Toto Soegriwo.
Jangka waktu pengerjaan yang sangat singkat memunculkan dugaan bahwa proyek tersebut dikerjakan terburu-buru. Seolah menggunakan prinsip the power of kepepet agar bisa tayang bertepatan dengan momen HUT ke-80 RI pada 17 Agustus.
Netizen juga merasa heran jika biaya produksi benar mencapai Rp6,7 miliar setelah menonton trailer yang menampilkan kualitas animasi Merah Putih: One For All. Sebagai perbandingan, biaya produksi anime sekelas One Piece atau Demon Slayer per episodenya hanya sekitar Rp1,8 miliar, dengan kualitas yang dinilai jauh lebih tinggi.