Pulau Jawa Terlihat Merah Menyala, Faktor Cuaca Panas?
 151020255.jpg)
buatkan gambar di kota di indonesia sedang mengalami suhu panas
Menanggapi kekhawatiran tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG pun memberikan penjelasannya.
Analis Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Tengah, Zauyik, menjelaskan bahwa pada bulan Oktober 2025, posisi Matahari dalam gerak semunya berada tepat di sekitar garis khatulistiwa dan tengah bergerak menuju
Belahan Bumi Selatan. Kondisi ini membuat Matahari tampak berada tepat di atas Indonesia, terutama Pulau Jawa, sehingga sinarnya terasa jauh lebih menyengat dari biasanya.
Zauyik juga menambahkan bahwa wilayah Jawa Tengah saat ini sedang berada pada masa peralihan atau pancaroba. Musim transisi ini ditandai dengan curah hujan yang belum merata, kelembapan udara yang tinggi, namun suhu lingkungan juga ikut meningkat.
Kombinasi antara udara lembap dan panas inilah yang menciptakan sensasi gerah dan membuat tubuh cepat lelah.
Hal senada juga disampaikan oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto. Ia mengatakan bahwa faktor lain yang membuat cuaca terasa semakin panas adalah berkurangnya pertumbuhan awan, terutama di wilayah selatan Indonesia.
Ketika awan jarang muncul, tidak ada yang menghalangi sinar Matahari, sehingga panasnya langsung mengenai permukaan bumi dan tubuh manusia.
Secara umum, suhu ideal daerah perkotaan memang berkisar antara 31 hingga 34 derajat Celsius. Namun, pergeseran posisi Matahari ke selatan menyebabkan beberapa wilayah bisa terasa lebih panas dari biasanya.
Meski demikian, BMKG menegaskan bahwa Indonesia sebenarnya sudah mulai memasuki musim hujan sejak bulan Agustus 2025. Hanya saja, karena wilayah Indonesia sangat luas, kedatangannya tidak terjadi secara bersamaan.
Diperkirakan hampir seluruh wilayah akan benar-benar memasuki musim hujan pada November 2025, disusul potensi cuaca ekstrem di beberapa daerah seperti Sumatera Utara dan wilayah tengah Pulau Jawa.
Jadi, citra “merah menyala” yang viral itu bukan berarti Pulau Jawa sedang terbakar atau berada dalam kondisi darurat, melainkan gambaran suhu permukaan yang wajar terjadi saat pancaroba dan posisi
Matahari tepat berada di atas Indonesia. Meski begitu, masyarakat tetap diimbau untuk menjaga kesehatan, memperbanyak minum air, dan menghindari aktivitas berat di bawah terik Matahari. Karena meskipun fenomena ini alami, tubuh manusia tetap membutuhkan perlindungan.