Ramadan di Afghanistan: Antara Krisis Kemanusiaan dan Kearifan Lokal

Lifestyle

Kamis, 14 April 2022 | 00:00 WIB
Ramadan di Afghanistan: Antara Krisis Kemanusiaan dan Kearifan Lokal

Forumterkininews.id, Kabul- Hi Sobat Forumterkininews! Marhaban Ya Ramadhan… Semoga kita semua masih istiqomah berpuasa di minggu kedua Ramadan ini. Kali ini forumterkininews.id kembali mengajak Anda berkeliling dunia menyimak tradisi Ramadan dari berbagai negara. Setelah sebelumnya ke Timur Tengah dan Asia Tenggara, Ramadan Around The World kali ini kita akan menengok seperti apa suasana Ramadan di negara yang dilanda krisis dan tahun lalu baru saja diambil alih pemerintahannya oleh Taliban. Ada yang tahu? YA! Afghanistan.

Seorang sahabat asal Afghanistan bernama Alico Hannan membagikan cerita bagaimana suasana Ramadhan di Afghanistan. Berikut penuturan pria 24 tahun yang biasa disapa Aico itu.

rb-1

Afghanistan adalah negara dengan populasi 32 juta, dimana 98 persen di antaranya adalah Muslim. Beberapa hari menjelang Ramadan, warga Afghanistan  berbelanja bahan makanan dan mempersiapkan datangnya bulan suci. Kata Aico, hari pertama Ramadhan selalu menjadi hari raya publik di negaranya.

Seperti kebanyakan negara Muslim lainnya, semua restoran dan kafe tutup pada siang hari, saluran TV dilarang untuk  memutar musik apa pun dan orang-orang menghindari mendengarkan musik di area terbuka. 

Baca Juga: Pramono Anung Punya Tanda Kehormatan Prestisius, Apa Jasanya?

rb-3

Selain itu, penduduk menghabiskan sebagian besar malam di masjid dengan berdoa. Di negara ini, membantu orang miskin saat Ramadan dianggap kewajiban. Maka, tak heran banyak ditemukan orang yang tengah berbagi makanan untuk berbuka.  Memberi makan buka puasa di masjid juga merupakan salah satu kebiasaan Ramadan yang dipegang sebagian besar orang Afghanistan.

Makanan Afghanistan yang paling populer selama Ramadhan adalah Polov, kurma dan manisan Afganistan yang disebut Jalebi yang sering ditemukan di meja makan selama waktu berbuka puasa. Ada juga Shorwa (sup), Du piyaza (domba direbus dalam saus bawang) , Qorma e murgh (kari ayam), Sheereeni (hidangan manis dan makanan penutup), dan lainnya.

Favorit keluarga Aico adalah Jalebi dan Bolani, yakni sejenis roti pipih tradisional Afghanistan yang diisi dan dipanggang dengan kentang, bawang, dan cilantro. Ada juga Soup khas Afghanistan bernama Shurba.

Krisis Tak Berujung 

Baca Juga: Ahli Uji Coba Transplantasi Jantung dan Ginjal Babi ke Tubuh Manusia

Namun kini, saat krisis tak kunjung usai, warga Afghanistan hanya bisa memilih hidangan Ramadan sesuai kondisi ekonomi masing- masing. Seperti yang kita tahu negara yang berbatasan dengan Iran dan Pakistan ini dilanda perang tak berujung sejak tahun 1990-an.

Aico menuturkan, kenaikan harga, kekurangan pangan dan kelaparan di seluruh Afghanistan telah membayangi warga Afghanistan tahun ini selama bulan suci Ramadan. 

Tag Lifestyle Ramadhan Around The World Afghanistan Ramadhan di Afghanistan

Terkini