Ray Dalio Dikabarkan Mundur dari Penasihat Danantara, Kenapa?
Ekonomi Bisnis

Ray Dalio dikabarkan mundur sebagai penasihat Danantara, Rabu (28/5/2025). Ray Dalio memilih mundur setelah dua bulan diumumkan sebagai penasihat.
Terkait kabar mundurnya Ray Dalio, juru bicaranya belum memberikan komentar lebih lanjut. Begitu juga dengan Danantara sendiri belum mengonfirmasi alasan pembatalan tersebut, hanya menyatakan sedang menyelesaikan program dan rencana bisnisnya.
Ketidakhadiran Ray Dalio dianggap sebagai kemunduran bagi proyek Danantara yang merupakan inisiatif utama Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.
Baca Juga: Sosok Pandu Sjahrir, Eks TKN Prabowo-Gibran dan Keponakan Luhut yang Kini Jabat CIO Danantara
Ray Dalio diumumkan secara terbuka sebagai salah satu anggota Dewan Penasihat Danantara, sovereign wealth fund (SWF) baru Indonesia yang dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto pada Maret 2025 silam.
Pengumuman ini dilakukan bersamaan dengan pengangkatan beberapa tokoh terkemuka lain seperti Jeffrey Sachs, Thaksin Shinawatra, Chapman Taylor, dan Helman Sitohang.
Hanya dua bulan setelah pengumuman tersebut, Ray Dalio memutuskan untuk tidak menjadi anggota dewan penasihat Danantara. Dalam presentasi terbaru kepada investor, nama Dalio sudah tidak tercantum dalam daftar dewan penasihat Danantara. Dewan penasihat yang tersisa terdiri dari Jeffrey Sachs, Chapman Taylor, Thaksin Shinawatra, dan Helman Sitohang.
Baca Juga: Diskusi Double Check Perdana Digelar, Angkat Isu Terkait Pemerintahan Prabowo Subianto serta Program MBG
Kenapa Mundur?
Ray Dalio dikabarkan mundur jadi penasihat Danantara. [YouTube Sekretariat Presiden]
Ray Dalio memutuskan batal bergabung sebagai penasihat Danantara karena alasan pribadi yang belum dijelaskan secara rinci kepada publik, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut secara personal.
Danantara sendiri hingga Rabu pagi ini belum menyampaikan pernyataan resminya terkait batalnya Ray Dalio sebagai penasihat Danantara.
CIO Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, hadir dalam forum APINDO x Danantara Indonesia di DPN Apindo, Senin (26/5/2025) kemarin. Ia menyebut kehadirannya sebagai langkah awal membangun kolaborasi strategis dengan pelaku usaha nasional.
Danantara Indonesia memperkenalkan mandatnya sebagai Badan Pengelola Investasi yang mengelola aset BUMN dengan tata kelola profesional. Pandu menegaskan bahwa Danantara Indonesia bukan pesaing, melainkan katalis investasi jangka panjang yang membuka ruang sinergi dengan sektor swasta.
"Fokus investasi mencakup hilirisasi mineral, energi terbarukan, digital, logistik, dan pangan. Dengan prinsip ESG dan governance-first, Danantara Indonesia berkomitmen menghadirkan investasi yang berdampak nyata bagi perekonomian nasional dan masyarakat luas," ungkapnya seperti dilihat akun media sosial resmi Danantara.
Ada Dampaknya?
Gedung Danantara. [Istimewa]
Ketidakhadiran Ray Dalio sebagai penasihat Danantara berdampak negatif pada rencana strategis SWF tersebut. Absennya Dalio dianggap sebagai kemunduran bagi inisiatif utama Presiden Prabowo Subianto dalam memacu ekonomi Indonesia melalui Danantara, yang mengelola aset BUMN bernilai miliaran dolar.
Tanpa kehadiran Dalio, Danantara kehilangan potensi masukan strategis dari seorang investor global berpengalaman yang diharapkan dapat memperkuat kredibilitas dan memberikan keahlian dalam manajemen portofolio, pengelolaan risiko, dan diversifikasi investasi.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran terkait transparansi dan arah strategis Danantara, yang berkontribusi pada volatilitas pasar keuangan Indonesia saat kebijakan dan program Danantara masih dalam proses pembentukan.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2025).
Dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan kalau peluncuran Danantara ini untuk menjawab masalah ketimpangan ekonomi yang dialami masyarakat.