Rohingya Riwayatmu Kini: Sempat Disambut Hangat Warga, Berujung Diusir Paksa
Nasional

FTNews- Rohingya menjadi topik populer yang belakangan paling ramai diperbincangkan masyarakat Indonesia terutama di media sosial dengan segala pro dan kontranya.
Netizen ramai-ramai menyerbu kolom komentar dari setiap unggahan yang membahas etnis yang kini menjadi pengungsi di Indonesia tersebut.
Mayoritas dari mereka, secara blak-blakan menolak kehadiran Rohingya di tanah air. Bukan cuma karena sikap para pengungsi yang dianggap tak beretika, namun ada kekhawatiran bahwa Rohingya lama kelamaan akan menjajah satu persatu wilayah di Indonesia.
Namun, benarkah kehadiran Rohingya berbahaya hingga pemerintah tak boleh lagi membuka pintu pengungsian untuk mereka? atau ada faktor lain mengapa Indonesia harus menyetop kehadiran Rohingya?.
Baca Juga: Viral Video Warga Aceh Dorong Kembali Kapal Rohingya ke Tengah Laut
Melansir berbagai sumber, berikut sederet fakta mengenai Rohingya yang belum banyak diketahui publik.
Kenapa Rohingya Terusir dari Myanmar?
Rohingya adalah etnis minoritas di wilayah Rakhine, Myanmar. Konflik pengusiran mereka sudah berlangsung puluhan tahun dan tak kunjung usai. Ada sisi agama dalam konflik ini, namun juga ada ketegangan antaretnis dan ekonomi.Komunitas Rakhine merasa terdiskriminasi secara budaya, dieksploitasi secara ekonomi dan terpinggirkan oleh pemerintah pusat yang didominasi oleh etnis Myanmar.
Dalam situasi ini, orang Rakhine menganggap etnis Rohingya sebagai pesaing dalam perebutan sumber daya, sehingga menimbulkan ketegangan di negara bagian itu yang kemudian memicu konflik dari dua kelompok etnis tersebut.
Baca Juga: Warga Rohingya Kembali Terlihat di Pekanbaru, Kebingungan Tidak Tahu Mau ke Mana
Tanpa Kewarganegaraan di Negara Sendiri
Diperkirakan ada 1 juta sampai 1,2 juta orang di negara bagian Rakhine, mengidentifikasi diri sebagai Rohingya. Pemerintah Myanmar menolak mengakui mereka sebagai salah satu dari 135 etnis minoritas yang sah di negara yang sebelumnya dikenal dengan nama Burma itu.
Pemerintah Myanmar menyebut mereka “orang Benggalaâ€, dengan implikasi bahwa tanah kelahiran mereka berada di Bangladesh dan menetap di Myanmar secara ilegal.
Kabur dari Pengungsian Cox’s Bazar
Kondisi pengungsian Cox’s Bazar di Bangladesh disebut sangat tidak nyaman di mana para pengungsi Rohingya harus tinggal di kamp pengungsi yang padat tanpa adanya privasi bagi masing-masing orang. Setiap perempuan Rohingya baik dewasa maupun anak-anak berisiko mengalami pelecehan seksual antar sesama pengungsi. Musim hujan yang berlangsung dari Juni hingga Oktober membawa curah hujan yang lebat dan angin kencang ke Bangladesh. Walaupun menjadi tempat pengungsian terbesar, namun pengungsi Cox’s Bazar juga rentan terhadap bencana alam seperti banjir, angin topan, dan tanah longsor karena kondisi rumah penampungan hanya berupa bambu dan terpal. Karena alasan itulah Rohingya memilih meninggalkqn Cox’s Bazar.Ada 1.478 Orang Pengungsi Rohingya di Indonesia
Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan jumlah pengungsi Rohingya di Indonesia saat ini mencapai 1.478 orang. Saat ini, katanya, pemerintah masih mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah pengungsi Rohingya itu.
"Kami sedang mencari jalan keluar tentang ini. Satu mengenai kebutuhan domestik kita Indonesia di mana pun. Kedua juga mengenai kemanusiaan," kata Mahfud di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/12) lalu.
Indonesia Bukan Tujuan Satu-satunya
Pengungsi Rohingya tidak hanya mengungsi ke Indonesia. Laporan UNHCR per 31 Oktober 2023 menunjukkan 1.296.525 pengungsi Rohingya yang mencari perlindungan tersebar ke sejumlah negara.
Bangladesh menjadi negara paling banyak menampung, yaitu 967.842 orang. Diikuti dengan Malaysia (157.731), Thailand (91.339), India (78.731) dan terakhir Indonesia (882).
Meskipun jumlah yang masuk ke Aceh, Indonesia sedikit, tapi dalam satu pekan terakhir gelombang masuknya Rohingya meningkat lebih dari 100 % yang kini membuat jumlahnya lebih dari 1.000 orang.