Teknologi

Rompi Anti Peluru TNI Buatan IPB Terbuat dari Limbah Kelapa Sawit

26 Desember 2025 | 01:14 WIB
Rompi Anti Peluru TNI Buatan IPB Terbuat dari Limbah Kelapa Sawit
Dr. Siti Nikmatin, Ketua Tim Inovasi Rompi Anti Peluru Universitas IPB. [YouTube]

Sebuah inovasi luar biasa datang dari kampus.

rb-1

Tim peneliti IPB University berhasil menciptakan rompi anti peluru ramah lingkungan yang terbuat dari bahan tak terduga, yakni limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Bahkan, rompi ini sudah dinyatakan lolos uji balistik ketat TNI AD.

Baca Juga: Oknum TNI Asal Lampung Ditangkap Terlibat Perampokan di Tol Trans Sumatera

rb-3

Dari Limbah Jadi Pelindung Prajurit

Rompi antipeluru terbuat dari limbah sawit buatan Universitas IPB [Youtube]Rompi antipeluru terbuat dari limbah sawit buatan Universitas IPB [Youtube]

Inovasi ini merupakan hasil riset bertahun-tahun yang dipimpin oleh Dr. Siti Nikmatin dari Pusat Studi Sawit IPB. Limbah TKKS yang selama ini sering diabaikan, ternyata punya potensi besar sebagai material strategis untuk industri pertahanan nasional.

Baca Juga: Kenapa Kasus Oknum TNI Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca Butuh Proses 4 Bulan?

“Semoga inovasi ini bisa ubah limbah sawit jadi kekuatan baru bagi kedaulatan industri pertahanan Indonesia,” harap Dr. Siti, seperti dikutip dari laman IPB University.

Lolos Uji Tembak Jarak 5 Meter dengan Amunisi 9mm

Rompi ini diuji secara ketat di Laboratorium Dislitbang TNI AD, Batujajar, Bandung. Pengujian dilakukan dengan menembakkan amunisi kaliber 9×19 mm dari jarak 5 meter, baik dalam kondisi kering maupun basah. Hasilnya?

Rompi berhasil menahan proyektil tanpa tembus! Deformasi atau lekukan yang terbentuk di bagian belakang rompi juga berada di bawah ambang batas standar (44 mm).

Artinya, performanya setara dengan rompi antipeluru komersial level IIIA yang ada di pasaran.

Lebih Ringan dan Ergonomis

Selain kuat, rompi ini punya keunggulan lain:

  • Bobotnya ringan, di bawah 2 kilogram.
  • Ketebalannya kurang dari 2 cm, sehingga nyaman digunakan.
  • Menggunakan bahan baku lokal yang melimpah dan terbarukan.

Tantangan Ke Depan: Komersialisasi

Meski berhasil secara teknologi, tim peneliti mengakui bahwa untuk memproduksi massal masih dibutuhkan investasi pada mesin dan modal.

Saat ini, banyak proses pembuatannya masih dilakukan secara manual.

Riset yang didanai Program Kedaireka Kemendikbudristek ini melibatkan tim multidisiplin dari IPB dan mitra industri.

Keberhasilannya diawasi langsung oleh pimpinan IPB dan disaksikan para perwira peneliti TNI AD.

Inovasi ini bukan sekadar terobosan teknologi, tetapi juga langkah strategis menuju kemandirian alutsista dan pemanfaatan sumber daya lokal secara cerdas dan berkelanjutan.

Tag tni ipb peluru