FTNews – Sejumlah warga yang tinggal di Jampang Jembatan, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak khawatir lantaran rumah yang ditempati amblas hingga 60 centimeter.
“Kami ketakutan jika hujan lebat disertai angin kencang dan petir selama beberapa hari terakhir ini, karena khawatir roboh,” kata seorang Warga Jampang Jembatan Anda Suhanda kepada wartawan, Minggu (29/1).
Pergerakan tanah yang mengakibatkan rumah warga amblas tersebut ternyata sudah berjalan selama tiga tahun.
Meski mengetahui adanya pergerakan tanah tersebut, warga masih menempatinya lantaran tidak punya biaya untuk membangun rumah baru di tempat yang lebih aman.
Ia mengemukakan, sejumlah rumah warga di wilayahnya ada yang mengalami ambles hingga kerusakan retak-retak tembok. Tak hanya itu, ada yang sudah roboh rata sama tanah akibat pergerakan tanah.
Sementara Ketua Rukun Tetangga RT 01/RW 02 Kampung Jampang, Bayi mengatakan jumlah rumah warga yang terdampak bencana pergerakan tanah itu sebelumnya sebanyak 76 unit telah direlokasi oleh pemerintah daerah. Sedangkan, 41 unit rumah hingga kini belum direlokasi.
“Kami berharap warganya itu yang belum menerima bantuan segera direlokasi ke tempat yang lain,” katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan pemerintah daerah hingga kini terus mengajukan pembangunan rumah hunian tetap (huntap) bagi yang terdampak bencana pergerakan tanah di Kecamatan Cimarga dan Cikulur.
Tercatat korban bencana pergerakan tanah di Kecamatan Cimarga sebanyak 51 KK dan di Cikulur 48 KK. Selain itu, ada korban bencana banjir bandang di Kecamatan Lebak Gedong, Cipanas, Sajira dan Curugbitung pada awal 2020 yang berharap mendapat bantuan hunian tetap untuk 378 keluarga.
“Semua warga korban bencana alam itu ingin direlokasi ke tempat yang lebih aman,” katanya.
