Samuel Hutabarat: Peti Jenazah Anak Saya Baru Bisa Dibuka Setelah Berdebat

Forumterkininews.id, Jakarta – Samuel Hutabarat, ayah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat menjadi salah satu saksi yang dihadirkan untuk terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J, Selasa (1/11)

Dalam kesempatan tersebut Samuel Hutabarat mengungkapkan momen saat anggota Divisi Propam Polri melarang keluarga membuka peti jenazah Yosua.

Samuel menyebut peristiwa itu terjadi ketika jenazah Brigadir J tiba di rumah di Jambi setelah diantar Pemeriksa Utama Divpropam Polri Kombes Leonardo Simatupang.

Samuel menyatakan, saat itu Leonardo meminta semua anggota keluarga tidak membuka peti jenazah Brigadir J. Padahal menurut Samuel, keluarga hanya ingin memastikan bahwa jasad yang berada dalam peti tersebut benar-benar Brigadir J.

“Lama Pak Leonardo dengan berbagai argumen untuk tidak dibuka peti jenazah. Entah siapa yang mengajari saya tidak tahu,” ujarnya.

Samuel menyebut, kala itu Leonardo juga beralasan bahwa jenazah Brigadir J sudah diformalin sebelum dibawa ke rumah duka. Leonardo berdalih takut formalin yang telah digunakan menjadi rusak ketika peti jenazah dibuka.

“Saya bilang, ‘Bapak orang Batak sudah biasa diformalin’. Akhirnya Pak Leonardo berubah pikiran dan diizinkan dibuka,” jelasnya.

Namun, Samuel mengatakan Leonardo tetap memberikan batasan kepada keluarga. Ia mengaku keluarga tidak boleh membuka seluruh pakaian Brigadir J, tetapi hanya dua kancing atas baju saja.

“Diizinkan dibuka tapi tidak semua diperlihatkan, karena sampai batas dada, dua kancing,” tutur Samuel.

Samuel bercerita, ketika peti jenazah dibuka, keluarga pun menemukan sejumlah luka-luka di tubuh Brigadir J. Luka yang dilihat keluarga ada di hidung dan bagian kiri bibir.

“Geraham agak geser ke kanan. Kelopak mata kanan ada luka satu sentimeter,” jelasnya.

Lebih Banyak Luka Setelah Baju Brigadir J Dibuka

Kemudian, lanjut dia, ketika dua kancing baju dibuka, keluarga juga menemukan adanya luka berbentuk lubang di bagian dada Brigadir J. Samuel menduga luka itu yang menyebabkan Brigadir J meninggal dunia, tetapi ia tak bisa menyimpulkan penyebab luka tersebut.

BACA JUGA:   Kapolda Metro Besuk Kasat Intel Jakpus

“Saya belum bisa putuskan lubang apa itu, mungkin inilah yang mengakibatkan anak saya meninggal,” tuturnya.

Selanjutnya, pada 11 Juli 2022, keluarga menemukan luka lainnya di pada jenazah Brigadir J. Saat itu, keluarga hendak memakamkan Brigadir J. Namun, karena jenazah mengeluarkan bau, keluarga ingin menambahkan formalin pada jenazah dan memanggil tenaga medis.

Ketika itu, keluarga melihat luka lainnya di tubuh Brigadir J. Luka-luka itu pun diabadikan oleh adik ipar Samuel dengan kamera ponsel.

“Berdasarkan inilah saya lihat luka tambahan itu melalui adik ipar saya, Rohani difoto dan ditunjukan kepada saya. Lho, kok kejam kali, ini bukan ditembak lagi tapi aniaya,” ujarnya.

Samuel mengatakan luka yang ditemukan itu merupakan lubang di bahu dan rusuk kanan kiri serta luka memar. Melihat luka-luka tersebut, Samuel meyakini kematian Brigadir J bukan akibat insiden baku tembak.

“Di rusuk kanan kiri ada membiru di bahu atas ada lubang dan di leher sebelah kanan ada lubang. Ada lubang di sebelah jahitan, jari kelingking hampir putus,” tuturnya

Artikel Terkait