Daerah

Sejarah Songket Limar Bunga Cogan, Yang Kembali ke Tanah Air Usai 100 Tahun di Australia

31 Oktober 2025 | 16:28 WIB
Sejarah Songket Limar Bunga Cogan, Yang Kembali ke Tanah Air Usai 100 Tahun di Australia
Songket Limar Bunga Cogan kembali ke Palembang. [Instagram]

Palembang kembali diselimuti kebanggaan budaya. Sebuah kain Songket Limar Bunga Cogan berusia lebih dari satu abad akhirnya kembali ke kota asalnya setelah tersimpan 100 tahun di Australia.

rb-1

Kain berukuran 80 x 200 sentimeter itu bukan sembarang tenunan, ia adalah saksi bisu kejayaan masa lalu Kesultanan Palembang. Kain tersebut pernah menjadi koleksi pribadi seorang pengacara Belanda pada masa 1946–1951.

Ia mendapatkannya dari seorang pilot Belanda sebagai pelunasan utang, sebelum akhirnya warisan berharga itu berpindah tangan ke keluarga Pete Muskens di Australia.

Baca Juga: Situs Batu Lebar Seguring: Jejak Awal Masuknya Islam di Rejang Lebong, Bengkulu

rb-3

Setelah tersimpan lama di loteng rumah keluarga tersebut, Muskens akhirnya memutuskan untuk mengembalikan kain songket itu ke Palembang, tempat asalnya yang penuh sejarah dan makna.

Prosesi Penyerahan: Momen Haru di Rumah Dinas Wali Kota

Penyerahan kain Limar Bunga Cogan dilakukan dengan penuh khidmat di Rumah Dinas Wali Kota Palembang pada 29 Oktober 2025.

Baca Juga: Bangga! Jamu Resmi Jadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia

Pete Muskens secara langsung menyerahkan kain langka ini kepada Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, dalam acara yang juga disaksikan oleh Sultan Palembang Darussalam SMB IV.

Momen tersebut menjadi simbol kembalinya bagian penting dari identitas budaya Palembang.

Pemerintah Kota berencana menyimpan kain ini di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) agar bisa dinikmati masyarakat serta wisatawan dari seluruh dunia.

Keindahan dan Filosofi di Balik Songket Limar Bunga Cogan

Songket Limar Bunga Cogan. [Instagram]Songket Limar Bunga Cogan. [Instagram]Limar Bunga Cogan dikenal dengan motifnya yang elegan dan teknik tenun benang emas jantung yang rumit.

Dahulu, hanya kalangan bangsawan dan keluarga kesultanan yang berhak mengenakan kain seperti ini.

Warna emas yang memancar dari setiap helai benangnya mencerminkan kemewahan, kehormatan, dan status sosial tinggi.

Kain yang kini bernilai antara Rp80 juta hingga Rp100 juta itu bukan sekadar artefak tekstil, melainkan simbol dari kejayaan seni dan tradisi masyarakat Palembang yang telah bertahan lintas generasi.

Upaya Pelestarian dan Edukasi Budaya

Pete Muskens (tengah) mengembalikan Songket Limar Bunga Cogan. [Instagram]Pete Muskens (tengah) mengembalikan Songket Limar Bunga Cogan. [Instagram]Pemerintah Kota Palembang menegaskan komitmennya untuk menjaga warisan ini agar tetap lestari.

Kain songket tersebut akan menjadi bagian dari program edukasi budaya dan pariwisata sejarah di kota yang dijuluki “Venesia dari Timur” itu.

Melalui langkah ini, diharapkan generasi muda Palembang dapat mengenal lebih dalam akar tradisi mereka, menghargai seni tenun klasik, serta merasa bangga terhadap identitas budaya lokal yang mendunia.

Tag Warisan Budaya Songket Palembang Limar Bunga Cogan Kain Songket Emas Museum SMBII Budaya Palembang Sejarah Sumatera Selatan Warisan Nusantara Batik Songket Tenun Indonesia