Sekarang Bulan Rabiul Akhir, Ini 4 Peristiwa Bersejarahnya pada Masa Rasulullah
 121020255.jpg)
Bulan Rabiul Akhir (atau Rabi'uts Tsani) merupakan bulan keempat dalam kalender Hijriah setelah Rabiul Awal. Penetapan waktu bulan ini mengacu pada kalender Islam yang digunakan secara resmi oleh Kementerian Agama (Kemenag).
Untuk tahun 1447 H / 2025, berdasarkan kalender Hijriah yang dirilis Kemenag, Muhammadiyah, serta situs Alhabib, 1 Rabiul Akhir jatuh pada Selasa, 23 September 2025. Bulan ini kemudian berlangsung hingga sekitar 22 Oktober 2025.
Walaupun popularitasnya tidak setara dengan bulan-bulan lain seperti Ramadhan, Dzulhijjah, Muharram, atau Rajab, bulan Rabiul Akhir tetap mencatat sejumlah peristiwa penting yang terjadi pada masa Rasulullah .
Baca Juga: Simbol Islam Ditampilkan di Waterbomb Festival Korea, Netizen Geram
Dikutip situs Kementerian Agama, kitab-kitab Sirah Nabawiyah, menyebutkan bahwa di zaman Rasulullah , tercatat sedikitnya 4 peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan Rabiul Akhir, yaitu sebagaimana berikut:
1. Ekspedisi Buhran
Ilustrasi berdoa umat Islam. (Meta AI)Shafiyur Rahman Mubarakfuri dalam kitab Ar-Rahiqul Makhtum (Qatar, Kementerian Wakaf dan Urusan Islam: 2007), hlm. 245 menjelaskan, ekspedisi Buhran terjadi karena tersiar kabar bahwa kabilah Sulaim telah berkumpul di daerah Buhran yang berada di wilayah Hijaz, mereka merencanakan kejahatan kepada umat Islam.
Baca Juga: Hadir di Resepsi Namun Tak Diundang, Begini Cara Islam Menyikapinya
Peristiwa ini terjadi pada bulan Rabiul Akhir tahun ke-3 Hijriah dan dipimpin langsung oleh Rasulullah. Namun demikian, perang ini tidak sampai pecah karena pihak musuh lari terbirit-birit ketika melihat rombongan Rasulullah bersama ratusan prajurit muslim.
Untuk memastikan kabilah Sulaim tidak akan berbuat ulah lagi, Rasulullah tinggal di Buhran selama satu bulan. Setelah dipastikan masalah aman, Rasulullah kembali ke Madinah pada bulan Jumadal Ula.
2. Penginntaian Zaid bin Haritsah
Mubarakfuri (hlm. 245-246) mencatat bahwa sebelum meletusnya Perang Uhud, tepatnya pada bulan Rabiul Akhir tahun ke-3 Hijriah, Rasulullah mengutus Zaid bin Haritsah untuk melakukan operasi pengintaian terhadap pihak musuh. Misi intelijen ini dinilai sebagai patroli terakhir sekaligus paling berhasil sebelum pecahnya Perang Uhud.
Kepiawaian Zaid bin Haritsah di bidang intelijen membuatnya kembali dipercaya untuk menjalankan misi yang sama. Pada bulan Rabiul Akhir tahun ke-6 Hijriah, Rasulullah mengutusnya menuju daerah Jamum, Najd, untuk mengintai pergerakan kabilah Bani Sulaim yang diduga sedang merencanakan perlawanan terhadap kaum Muslimin.
Namun, setibanya di lokasi, Zaid tidak menemukan pasukan musuh. Ia hanya menemukan seorang wanita bernama Halimah yang sempat ditawan, namun kemudian dikembalikan kepada suaminya.
3. Tragedi Dzul Qishah
Ilustrasi umat Islam. (megaai-ftnews)Dalam kitab Ar-Rahiqul Makhtum (hlm.322), Mubarakfuri mencatat, pada bulan Rabiul Akhir tahun ke-6 Hijriah, Rasulullah mengutus Muhammad bin Maslamah bersama sepuluh menuju sahabat daerah Dzul Qishah untuk menampilkan pergerakan kabilah Bani Tsa'labah yang diduga hendak melakukan pengabdian terhadap umat Islam.
Namun sayangnya, keberadaan pasukan kecil yang berjumlah sebelas orang ini rupanya terendus oleh pihak Bani Tsa'labah. Mereka pun kemudian melancarkan serangan mendadak pada malam hari. Akibatnya, seluruh sahabat gugur syahid, kecuali Muhammad bin Maslamah yang berhasil selamat.
4. Pernikahan Utsman dengan Ummu Kultsum
Al-Mawardi dalam kitab Al-Hawil Kabir (Beirut, Darul Kutubil Ilmiyah: 1994), juz 14, hlm. 31 mengungkapkan, setelah Ruqayah binti Rasulullah wafat, Utsman bin Affan kemudian menikah dengan Ummu Kultsum yang juga putri baginda Nabi. Dari pernikahan inilah beliau kemudian dikenal dengan gelar Dzun Nurain (pemilik dua cahaya), karena menjadi satu-satunya sahabat yang menikahi dua putri Nabi.
Disebutkan oleh Al-Mawardi, akad nikah antara Utsman dan Ummu Kultsum ini berlangsung di bulan Rabiul Awwal, sementara resepsinya digelar di bulan Rabiul Akhir.