Serangan Israel ke Iran Tewaskan 865 Orang, Lebih dari 3.300 Terluka
Politik

Serangan udara Israel ke Iran memicu tragedi kemanusiaan besar. Menurut laporan dari sebuah organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Amerika Serikat, sedikitnya 865 orang tewas dan 3.396 lainnya luka-luka akibat serangan tersebut.
Data mengejutkan ini dirilis oleh Human Rights Activists News Agency (HRANA), yang selama ini dikenal memiliki jaringan pemantauan luas di dalam wilayah Iran.
HRANA menyatakan bahwa dari total korban tewas, sebanyak 363 merupakan warga sipil, sementara 215 lainnya adalah anggota pasukan keamanan Iran.
Baca Juga: Rudal Iran Gempur Tel Aviv dan Haifa, Balas Serangan Israel ke Fasilitas Nuklir
Laporan ini muncul di tengah ketegangan yang semakin panas antara Iran dan blok sekutu Israel-Amerika Serikat. Serangan militer terbaru dilancarkan ke berbagai fasilitas penting Iran, termasuk lokasi-lokasi sensitif seperti situs nuklir Fordow, Natanz, dan Esfahan.
Iran Akui 400 Kematian
Baca Juga: 100 GB Email Rekan Trump Dibajak, Peretas Diduga Iran Ancam Sebar ke Publik
Anak-anak yang tewas akibat serangan udara Israel (X)
Meskipun otoritas Iran jarang mengumumkan angka korban secara terbuka, Kementerian Kesehatan Iran pada Sabtu (21/6/2025) mengakui setidaknya 400 korban tewas dan lebih dari 3.000 luka-luka akibat gempuran Israel.
Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat secara resmi telah melancarkan serangan udara terhadap tiga fasilitas pengayaan nuklir Iran. Ini dianggap sebagai eskalasi besar-besaran yang memperbesar potensi konflik kawasan menjadi perang terbuka.
Serangan AS dilaporkan berlangsung pada Minggu (22/6/2025) dini hari. Meski menimbulkan kekhawatiran akan kebocoran radiasi, otoritas keamanan nuklir Iran memastikan tidak ada tanda-tanda kontaminasi di lokasi yang diserang.
Pernyataan ini turut diperkuat oleh pengamatan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang mengonfirmasi tidak ada paparan radiasi berbahaya di daerah sekitar.
Israel Tutup Wilayah Udara
Iran menyerang kota Israel dengan rudal. (X)
Sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan serangan balasan, Otoritas Bandara Israel menutup sementara wilayah udara untuk penerbangan masuk dan keluar pada Minggu.
Meski belum disebutkan sampai kapan penutupan itu berlaku, keputusan ini menjadi sinyal kuat akan situasi keamanan yang genting.
Ketegangan ini memunculkan kekhawatiran bahwa konflik terbatas bisa berkembang menjadi perang regional berskala luas, mengingat keterlibatan langsung dua kekuatan besar: Israel dan Amerika Serikat.
Sumber: One India