Sifat-Sifat Nafsu dan Setan yang Jadi Musuh di Bulan Ramadan, dan Cara Melawan Keduanya

Nasional

Senin, 24 Februari 2025 | 23:41 WIB
Sifat-Sifat Nafsu dan Setan yang Jadi Musuh di Bulan Ramadan, dan Cara Melawan Keduanya
Ilustrasi. (Meta AI)

Sebentar lagi umat Islam menjalankan ibadah puasa bulan Ramadan. Selain berpuasa umat juga menjalankan banyak ibadah sunah lain.

rb-1

Salah satu yang diperjuangkan di bulan Ramadan yaitu meraih "kemenangan". Hal itu terkait dengan perjalanan spiritual di bulan Ramadan terkait mengendalian hawa nafsu dan melawan godaan setan.

Ulama tanah air Prof M Quraish Shihab mengatakan, kemenangan atau menang menggambarkan bahwa ada sesuatu yang diperjuangakan. Ada sesuatu yang belum kita raih, ingin kita raih dengan gemilang.

Baca Juga: Masih Galau Soal Jodoh? Ini Pesan Prof Quraish Shihab

rb-3

"Ini berarti ada tantangan di hadapan kita. Ada lawan yang harus kita taklukkan, ada pesaing yang menghambat perolehan kemenangan itu," katanya dalam YouTube Quraish Shihab.

Dari contoh di atas, bisa jadi pesaing maupun penghambat itu ada banyak. Tetapi, secara singkat apa lawan kita itu adalah pertama nafsu dan yang kedua setan.

"Nafsu dalam diri kita. Setan di luar diri kita," katanya.

Baca Juga: Begini Cara Gus Baha Sambut Ramadan: Lebih Banyak Mengaji
Ulama tanah air Profesor M Quraish Shihab. (YouTube)

Untuk menghadapi lawan atau musuh kita perlu mengenal diri dan kekuatan sendiri. Dalam manajemen seperti diistilahkan sebagai SWOT atau teknik untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

"Kita juga harus mengenal musuh kita, kita harus mengenal lawan kita yang dapat menghambat kita meraih kemenangan," katanya.

Musuh yaitu nafsu dan setan masing-masing memiliki sifat dan kekuatan. Misalnya nafsu memiliki sifat, "sangat bersikeras mendapatkan apa yang dia inginkan". Ketika nafsu sudah mau satu hal tidak bisa digantikan hal lain.

Berbeda dengan setan, "hal penting buat dia (setan), dia mencapai paling tidak menjadikan Anda (manusia) tidak beruntung."

"Setan berbeda dengan nafsu. Nafsu tidak mau mengganti apa yang dia inginkan. Setan bersedia mengganti. Dia (setan) paling mengenal kita (manusia)," katanya.

Setan bertahap dalam menggoda manusia. Hal itu yang diistilahkan dalam Alquran "langkah-langkah setan".

Meskipun demikian, nafsu dan setan masing-masing ada kelemahannya. Nafsu dilukiskan sebagai anak yang menyusui. Dia tidak akan berhenti menyusui hingga sang ibu menghentikannya atau menyapihnya.

"Jadi dalam menghadapi nafsu yang diperlukan adalah tekad yang kuat. Tetapi dalam menghadapi nafsu, kita tidak disuruh 'membunuhnya' atau meniadakannya karena kita (manusia) membutuhkan nafsu itu," katanya.

Hal yang diminta dalam melawan nafsu yaitu mengendalikannya. Hal yang berbeda ketika melawan setan. Setan tidak bisa diamaafkan atau dikendalikan. Setan ketika dimaafkan akan mengulangi kesalahan yang sama.

"Setan ini tidak ada dalam diri manusia, kecuali dibukakan pintu oleh nafsu. Setan terus berada di keliling manusia," katanya.

Ilustrasi. (Meta AI)

Setan bisa menggoda manusia dari segala arah, kecuali dari atas dan bawah. Setan tidak bisa menggoda manusia dari arah atas dan bawah. Maksudnya dari atas yaitu mengaitkan diri kepada Yang Maha Agung. Dari bawah maksudnya, sadar atas kerendahan diri Anda atau kebutuhan kepada Allah.

"Sadarilah kelemahan Anda di hadapan Allah. Niscaya setan tidak mungkin akan dapat menggoda Anda," demikian Prof M Quraish Shihab.

Tag Ramadan Quraish Shihab ramadan terkini ramadan 1546 h setan nafsu setan bulan ramadan nafsu bulan ramadan raih kemenangan ramadan

Terkini