Sosok Lana Saria, Komisaris PT Gag Nikel Mendadak Ramai Disorot Terkait Tambang di Raja Ampat

Sosok Lana Saria, salah satu Komisaris PT Gag Nikel kini tengah ramai disorot publik.

Lana Saria menarik perhatian publik usai beredar isu kerusakan lingkungan di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Seperti diketahui, isu tersebut mencuat setelah adanya aktivitas tambang yang dilakukan oleh PT Gag Nikel.

Baca Juga: Golkar Diisukan Dapat 7 Kursi Menteri, Bahlil Lahadalia Ungkap Hal Ini

Ternyata, Lana Saria yang masuk ke dalam jajaran PT Gag Nikel ini juga dikenal sebagai staf ahli Menteri Ekonomi Sumber Daya Manusia (ESDM) Bahlil Lahadalia.

Sebagaimana dikutip dari portal website resmi Kementerian ESDM.

Dalam lamannya, Lana dikonfirmasi merupakan sosok yang terlibat dalam rezim Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga: Viral Video Bahlil Lahadalia: Kalau Nabrak Aturan, Jangan Ketahuan!

“Lana dilantik sebagai Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam, namun tetap ditugaskan untuk membantu sebagai Plt. Direktur,” jelas dikutip.

Tidak hanya dikenal sebagai staf ahli, Lana ternyata sudah lebih dahulu menjabat di lingkungan Kementerian ESDM dengan posisi yang lebih tinggi.

Sempat Dimandatkan Jabatan Ditjen Minerba

Lana Saria, Komisaris PT Gag Nikel sempat dimandatkan menjabat Ditjen Minerba. [Instagram]

Berdasarkan informasi dihimpun, Komisaris PT Gag Nikel ini sempat dimandatkan sebagai Direktur Jenderal (Ditjen) Mineral dan Batubara (Minerba).

“Lana Saria lahir-tumbuh-berkarir di Ditjen Minerba dari tahun 1998. Masuk sebagai Inspektur Tambang,” jelasnya.

“Lana menghabiskan perjalanan karir di Direktorat Teknik dan Lingkungan Minerba,” lanjut laporan yang dikutip.

Tidak heran, latar belakang Lana Saria ramai disorot publik usai dirinya terlibat dalam aktivitas tambang di kawasan Raja Ampat.

Terlebih, perusahaan tambang nikel yang diawasi olehnya ini disebut mendapat 'perhatian khusus'dari pemerintah.

Gag Nikel Diklaim Tak Pengaruhi Ekosistem di Raja Ampat

Ilustrasi Tambang yang merusak ekosistem di Raja Ampat. [Instagram]

Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Ekonomi Sumber Daya Manusia (ESDM) Bahlil Lahadalia.

Yang mana, Bahlil menuturkan bahwa aktivtas tambang nikel itu tidak berpengaruh siginifikan terhadap ekosistem di Raja Ampat.

Sebab, aktivitas tambang yang dikelola PT Gag Nikel beroperasional cukup jauh dari industri pariwisata.

“Tambangnya di Pulau Gag, bukan di Piaynemo. Saya sering ke sana. Itu di Pulau Gag, bukan Piaynemo. Jaraknya sekitar 30-40 km” jelasnya.