Sudah 21 Jenazah Korban Longsor Pekalongan Ditemukan, 6 Masih Hilang, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca Mulai Kamis Ini
Jawa Tengah

Cuaca yang tidak bersahabat membuat pencarian korban longsor dan banjir Pekalongan, Jawa Tengah, tersendat. Karenanya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memutuskan melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna mempercepat penanganan pencarian korban. Operasi TMC tersebut akan dimulai hari ini, Kamis (23/1/2025) hingga tujuh hari kedepan.
Hal ini juga sejalan dengan permintaan Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana pada Kepala BNPB Letjen Suharyanto untuk melakukan operasi TMC di wilayah Kabupaten Pekalongan. Agar penanganan korban hilang di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, bisa segera dilakukan.
Berdasarkan data, jumlah korban bencana longsor dan banjir yang telah ditemukan sebanyak 21 orang tewas, termasuk 1 jenazah yang ditemukan di antara bebatuan Sungai, sekitar 1-2 km dari Café yang tertimbun longsor. Sementara yang luka-luka 13 orang, dan 6 orang hilang.
Baca Juga: Jalan Nasional Penghubung Riau-Sumbar Amblas, Kendaraan Harus Melintas Bergiliran
“Dalam beberapa waktu ke depan, perlu ada operasi TMC lagi di Jawa Tengah. Hujan satu pekan terakhir cukup lebat dan intensitasnya tinggi,” kata Nana, Rabu (22/q/2025).
Saat ini, penanganan bencana di daerah tersebut masih fokus pada pencarian orang hilang. “Fokus penanganan adalah korban dan pencarian (korban) hilang. Kita sudah melakukan langkah pencarian korban, dengan personel gabungan yang ada,” tambah Nana.
Penenganan bencana ini melibatkan tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Basarnas, Satpol PP, dan relawan. Total personel mencapai 550-an orang. Mereka terbagi sesuai fokus penanganan seperti pencarian orang hilang, membuka akses jalan, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, dan lainnya.
Baca Juga: 3 Bencana Tanah Longsor yang Terjadi Sepekan Ini
Pemprov Jateng juga sudah menyalurkan bantuan senilai Rp207 juta. Selain itu, BNPB juga menyalurkan bantuan senilai Rp289 juta.
Cuaca Ekstrem hingga Februari 2025
Dalam kesempatan itu, Nana Sudjana mengimbau masyarakat untuk terus waspada. Sebab, perkiraan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga Februari 2025. Ia juga mengingatkan kepada seluruh pemerintah kabupaten/ kota sampai tingkat desa ,agar mewaspadai lokasi rawan bencana di wilayahnya sampai cuaca ekstrem selesai.
“Kita minta agar masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana banjir dan longsor, agar diungsikan ke tempat aman,” ungkapnya.
Korban Hilang akan Dicari Sampai Ketemu
Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, permintaan operasi TMC tersebut diajukan untuk memudahkan pencarian dan mengantisipasi adanya bencana susulan. Khusus di wilayah Pekalongan, akan dilakukan TMC mulai Kamis (23/1/2025) hingga sepekan ke depan.
“Besok sudah mulai dilaksanakan operasi modifikasi cuaca di Pekalongan. Satu-dua hari sampai seminggu ke depan agar tidak terjadi cuaca ekstrem, sehingga pencarian tidak terganggu,” jelasnya.
Menurut Suharyanto, salah satu kendala pencarian korban hilang adalah faktor cuaca. Dalam dua hari terakhir terjadi hujan di tengah-tengah pencarian. Selain itu juga beberapa alat berat yang belum bisa masuk, karena akses tertutup.
Berdasarkan rapat koordinasi, pencarian korban hilang akan terus dilakukan sampai ketemu. Berdasarkan Standart Operational Procedure (SOP), waktu pencariannya memang 7×24 jam, namun telah disepakati akan ada penambahan waktu, sesuai permintaan ahli waris atau keluarga korban yang berharap keluarganya ditemukan.
Sementara itu, untuk kebutuhan dasar masyarakat yang mengungsi, akan dipenuhi selama masa tanggal darurat. Bupati Pekalongan telah menetapkan masa tanggap darurat bencana selama dua minggu. ***