Survei EPI: Prabowo-Gibran Diprediksi Bakal Menang Satu Putaran
Politik

FTNews - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diperkirakan bakal menang satu putaran dalam Pemilu 2024 mendatang.
Hal tersebut berdasarkan pada survei yang dilakukan lembaga Economics & Political Insight (EPI) Center. Dari hasil survei disebutkan bahwa elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mencapai 50,2 persen.
Dengan catatan tersebut Prabowo dan Gibran berpeluang bakal mulus memasuki Istana Negara.
Baca Juga: Tegas! Gus Yahya Bilang NU Emoh Cawe-cawe Dukung Pilpres 2024
"Elektabilitas Prabowo-Gibran menembus hingga 50,2 persen, artinya diprediksi bakal memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/1).
Sementara itu, posisi kedua ditempati pasangan Anies-Muhaimin (AMIN) dengan prosentase 21,3 persen atau unggul tipis dari Ganjar-Mahfud yang hanya mengumpulkan 20,1 persen.
Sementara itu, sebanyak 8,5 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab. Sebagai bahan pertimbangan, survei EPI Center dilakukan pada periode 9 Januari hingga 15 Januari 2024 secara tatap muka dengan melibatkan 1.200 responden, mewakili 38 provinsi.
Baca Juga: Dambakan Capres dari Kalangan Penegak Hukum, Nelayan Majene Dukung Firli Bahuri
Metode survei menggunakan multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Tiga Faktor
Mursalin mengungkapkan tiga faktor yang menjadi penyebab tingginya elektabilitas Prabowo-Gibran.
Pertama, dukungan Presiden Jokowi kepada Prabowo dan diperkuat dengan majunya Gibran sebagai cawapres.
"Majunya Gibran yang notabene putra sulung Jokowi memberi isyarat kuat dukungan mengarah kepada Prabowo, alih-alih Ganjar," sebut Mursalin.
Sebelumnya, Jokowi membagi dukungan kepada Ganjar hingga terjadi perpecahan antara Jokowi dengan elite PDI Perjuangan.
"Jokowi akhirnya memilih mendukung Prabowo, mantan rivalnya pada dua kali pemilu," tambah Mursalin.
Faktor kedua, pergeseran pemilih Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019 yang mengikuti arah dukungan Jokowi.
"Terjadi gelombang perpindahan dukungan, pemilih yang awalnya masih mendukung Ganjar kini beralih sepenuhnya mendukung Prabowo," katanya.
Dengan begitu, otomatis pemilih Ganjar sekarang lebih didominasi pemilih PDI Perjuangan, terlihat dari elektabilitas Ganjar-Mahfud dan PDI Perjuangan hanya berselisih sedikit.
"Faktor ketiga, yaitu korelasi antara tingkat kepuasan publik dengan elektabilitas capres-cawapres yang didukung Jokowi," sebut Mursalin menambahkan.
Publik yang merasa puas cenderung mendukung Prabowo-Gibran, sisanya diperebutkan oleh Ganjar-Mahfud. Sebaliknya, publik yang merasa tidak puas cenderung memilih Anies-Muhaimin yang menyuarakan jargon perubahan.
"Wacana keberlanjutan versus perubahan menjadi salah satu faktor yang menentukan keputusan publik memilih capres-cawapres," ujarnya
Dengan sisa waktu menuju pencoblosan kurang dari sebulan lagi, kecil kemungkinan bakal terjadi perubahan signifikan pada peta kontestasi Pilpres 2024.
"Pemilu diperkirakan bakal finis pada 14 Februari 2024 dimenangkan oleh pasangan Prabowo-Gibran," katanya.