Nasional

Tangis Haru dan Sujud Syukur Disertai Teriakan Allahu Akbar Warnai Pengumuman Gencatan Senjata di Gaza

16 Januari 2025 | 09:52 WIB
Tangis Haru dan Sujud Syukur Disertai Teriakan Allahu Akbar Warnai Pengumuman Gencatan Senjata di Gaza
Warga Gaza rayakan kesepakatan gencatan senjata. [Capture]

Kesepakatan gencatan senjata selama enam pekan atas konflik Israel dan Palestina di jalur Gaza diwarnai sejumlah momen haru dan bahagia.

rb-1

Para warga Palestina berkerumun, menangis berpelukan, bahkan tak jarang mengambil posisi sujud syukur, serta meneriakkan Allahu Akbar.

Mereka berobat menyambut gencatan senjata yang akan dimulai pada Minggu (19/1/2025) tepat sehari sebelum Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilantik.

Baca Juga: Usai Kebakaran Hutan Dahsyat, Israel Kini Diterjang Banjir dan Longsor

rb-3

Kendati diumumkan mediator Qatar, Rabu, Israel memperingatkan bahwa beberapa poin "masih belum terselesaikan" yang diharapkan akan dibahas. Namun, kerumunan orang sudah bersuka cita menandai pengumuman itu.

Warga Palestina rayakan gencatan senjata. [capture]

"Saya tidak percaya mimpi buruk selama lebih dari setahun ini akhirnya berakhir. Kami telah kehilangan begitu banyak orang, kami telah kehilangan segalanya," kata Randa Sameeh, seorang warga yang mengungsi dari Kota Gaza ke Kamp Nuseirat di pusat wilayah tersebut, dikutip AFP, Kamis (16/1/2025).

"Kami butuh banyak istirahat. Begitu gencatan senjata dimulai, saya akan pergi ke pemakaman untuk mengunjungi saudara dan anggota keluarga saya. Kami menguburkan mereka di pemakaman Deir el-Balah tanpa kuburan yang layak. Kami akan membangun kuburan baru untuk mereka dan menuliskan nama mereka di sana," sambungnya.

Baca Juga: Italia Kubur Mimpi Israel Tampil di Piala Dunia Usai Menang Telak 3-0

Bahkan dalam rekaman AFPTV yang beredar, kondisi yang sama terjadi di luar Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir al-Balah, tempat banyak korban perang dirawat.

Ratusan warga Palestina berkumpul untuk bernyanyi, meneriakkan yel-yel, dan mengibarkan bendera.

Pada satu titik, seorang anggota kerumunan dan seorang jurnalis dengan pelindung tubuh diangkat ke bahu orang-orang untuk melakukan wawancara di atas massa warga Gaza yang gembira.

Saat ambulans menerobos kerumunan untuk mencapai rumah sakit, pria dan wanita yang tersenyum meneriakkan "Allahu Akbar" dan melambaikan bendera Palestina.

Anak-anak kecil, terlihat kebingungan karena keributan itu. Mereka berdesakan di antara orang dewasa dan menonton saat mereka memberikan wawancara kepada media yang menunggu.

Sekelompok anak laki-laki di tengah kerumunan memimpin nyanyian pro-perlawanan yang populer saat orang dewasa merekam momen itu di ponsel mereka.

Kerumunan besar juga berkumpul di Khan Yunis, di Gaza selatan, dengan para pemuda berselancar di antara kerumunan di bahu orang lain sambil memukul drum dan bersorak.

Warga Palestina rayakan gencatan senjata. [capture]

Di satu bagian kota, kerumunan lain bersorak saat kendaraan yang dikendarai oleh militan Palestina perlahan-lahan melewati jalan-jalan. Dilaporkan para pejuang Hamas berdiri sambil melambaikan senjata AK-47.

"Saya merasa gembira meskipun semua yang telah hilang dari kita," kata Abdul Karim, 27 tahun.

"Saya tidak percaya akhirnya saya akan bertemu lagi dengan istri dan dua anak saya," tambahnya.

"Mereka pergi ke selatan hampir setahun yang lalu. Saya harap mereka mengizinkan para pengungsi untuk kembali dengan cepat."

Di kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki Israel, beberapa penduduk membagikan permen dan berpelukan di alun-alun utama. Meskipun demikian, tidak ada kerumunan besar yang berkumpul pada Rabu malam.

Omar Assaf, seorang penduduk Ramallah, mengatakan bahwa ia melihat kesepakatan itu sebagai kemenangan bagi warga Palestina. Ini membangkitkan rasa perlawanan rakyat negeri itu.

"Setelah 15 bulan penghancuran, pembunuhan, genosida, dan kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, perlawanan tetap berdiri tegak, mengangkat kepalanya, dan mengangkat kepala seluruh rakyat Palestina," katanya masih dimuat laman yang sama.

Pada tahap awal, gencatan senjata akan memakan waktu selama enam pekan atau 42 hari. Sebanyak 33 sandera yang ditahan di Gaza akan dibebaskan sebagai ganti tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.

Tag Israel Gencatan Senjata Konflik Timur Tengah Warga Gaza Rayakan