Teknologi OpenAI Digunakan untuk Menyebar Informasi Palsu
Teknologi

FTNews - Teknologi artificial intelligence (AI) hadir di tengah-tengah keberadaan manusia untuk membantu membantu mereka dalam pekerjaannya sehari-hari. Akan tetapi, tidak banyak juga yang malah menyalahgunakan teknologi ini. Salah satunya, perusahaan pengembang AI, OpenAI, telah menemukan lima operasi yang menyebar informasi palsu menggunakan teknologinya.
Dalam tiga bulan terakhir, mereka mencatat terdapat lima operasi untuk mempengaruhi atau influence operation (IO). Operasi-operasi ini adalah upaya untuk memanipulasi opini publik atau kepentingan politik tanpa mengungkapkan identitas ataupun intensi dari aktor di belakang mereka.
OpenAI menjelaskan bahwa aktor-aktor di balik IO ini bekerja di dunia internet. Oleh sebab itu, perusahaan besutan Sam Altman ini berkolaborasi dengan industri, masyarakat, dan juga pemerintah untuk memberantas hal tersebut. Termasuk dalam pembuatan, distribusi, dan dampak dari konten-konten IO.
Baca Juga: Hati-hati! Virus Brokewell Bisa Kuras Rekening
Mereka mengatakan bahwa investigasi dan disrupsi ini berhasil karena banyak laporan yang mendetail dalam beberapa tahun. Informasi tersebut berasal dari platform distribusi dan komunitas open-source.
OpenAI mencatat terdapat lima operasi IO yang berasal dari berbagai negara dan beroperasi di berbagai platform online untuk menyebar informasi palsu. Mereka menggunakan teknologi perusahaan ini untuk membuat komentar pendek dan artikel panjang dalam berbagai bahasa. Selain itu, juga membuat nama dan bio untuk akun media sosial, melakukan penelitian open-source, debug kode simpel, serta menerjemahkan dan mengoreksi teks.
Ilustrasi menyebarkan informasi palsu di media sosial. Foto: canva
Baca Juga: Bocah Temukan Bebek Karet di Pantai, Bukti Kejahatan Lingkungan
STOIC (Israel)
Pertama, sebuah perusahaan pemasaran asal Israel, STOIC, yang baru saja membuat heboh para pengguna media sosial Facebook dan Instagram. Mereka menggunakan teknologi AI untuk membuat artikel dan komentar yang berkaitan dengan konflik Palestina-Israel. Di mana, mereka memalsukan komentar dan artikel dari beberapa media pemberitaan dan juga Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Bad Grammar (Rusia)
OpenAI menemukan sebuah IO yang berasal dari Rusia yang mereka beri nama sebagai Bad Grammar. IO ini beroperasi melalui media sosial Telegram yang menargetkan penggunanya di Ukraina, Moldova, Negara-negara Baltik, dan AS.Â
Mereka menggunakan teknologi ini untuk melakukan debug kode untuk menjalankan akun bot dan komentar pendek. Komentar-komentar tersebut bersifat politik yang menggunakan bahasa Rusia dan Inggris yang lalu mereka unggah ke Telegram.
Doppelganger (Rusia)
Masih di Negeri Tirai Besi, terdapat sebuah IO yang menyebar informasi palsu bernama Doppelganger. Mereka menggunakan teknologi AI untuk menggenerasi komentar dalam bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan juga Polandia.
Mereka melakukan operasinya di media sosial X dan 9GAG. Di mana, mereka menerjemahkan dan mengedit artikel dalam bahasa Inggris dan Perancis yang diposting di situs web yang terkait dengan operasi ini. Juga, menghasilkan berita utama dan mengubah artikel berita menjadi postingan Facebook.
Spamouflage (China)
Kali ini, IO berasal dari jaringan di China yang bernama Spamouflage. Mereka menggunakan teknologi OpenAI untuk melakukan penelitian pada aktivitas media sosial publik. Mereka juga membuat teks dalam beberapa bahasa seperti China, Inggris, Jepang, dan Korea yang mereka sebarkan di berbagai platform. Seperti X, Medium, dan juga Blogspot. Mereka juga melakukan debug kode untuk mengatur berbagai pusat data dan situs.
International Union of Virtual Media (Iran)
International Union of Virtual Media (IUVM) asal Iran juga menggunakan teknologi OpenAI untuk menggunakan teknologi OpenAI untuk membuat dan menerjemahkan artikel panjang. Juga, headline dan tag situs yang kemudian mereka publikasikan di situs yang terkait dengan IO ini.