Terobosan Ridwan Kamil: Bakal Bangun Perumahan di Atas Stasiun, Apa Bisa Teralisasi?

FT News – Calon Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil menanggapi pernyataan kubu Pramono Anung-Rano Karno soal sulitnya membangun rumah di atas stasiun.

Pernyataan ini disampaikan dalam acara Makan Siang Bareng Media Jakarta, di Kawasan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Kamis (5/9).

Politikus Partai Golkar ini menegaskan tidak sulit merealisasikan ide ini walaupun jumlah stasiun sedikit.

“Jadi sangat realistis, poinnya bukan soal jumlah stasiunnya kan yang penting lahan di Jakarta itukan mahal, sehingga di mana ada kesempatan lahan-lahan itu diversifikasi untuk perumahan rakyat,” tegasnya.

Calon Gubernur dari Koalisi Jakarta Baru memberikan pernyataan dalam acara Makan Siang Bersama Media Jakarta di Kawasan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Kamis (5/9). [FTNews / Muhamad Nur Alfiyan]

Densifikasi adalah istilah untuk mendeskripsikan fenomena meningkatnya kepadatan permukiman di wilayah perkotaan yang dapat bersifat vertikal maupun horizontal sebagai respon atas cepatnya pertumbuhan kota.

“Di mana ada kesempatan lahan-lahan itu didensifikasi untuk perumahan rakyat social housing seperti aspirasi dan arahan Prabowo, kita lakukan. Makanya nggak hanya di atas stasiun. Ada puluhan di atas pasar-pasar. Jadi dikombinasi insya Allah itu akan jadi solusi,” tambahnya.

Calon Gubernur Jakarta yang didukung Koalisi Jakarta Maju ini mengungkapkan, dirinya pernah tinggal di perumahan atas stasiun ketika tinggal di Hongkong.

Cluster Elais Perumahan Kota Mandiri Bekala yang dikembangkan Propernas Nusa Dua. (Istimewa)

 

“Ridwan Kamil selama dua tahun dari 2001-2003 tinggalnya di apartemen di atas stasiun, jadi saya bersama almarhum Eril di Hongkong tinggalnya di atas apartemen yang ada di atas stasiun,” ucap mantan Gubernur Jawa Barat ini.

“Produktif banget hidupnya turun ke bawah ke basemen langsung ketemu stasiun kereta kan, pulang juga sama,” imbuhnya.

Ide pembangunan perumahan di atas stasiun ini tidak lepas dari jumlah tanah di Jakarta yang mulai mengecil.

Hal ini juga berkaitan dengan makin sulitnya warga Jakarta mempunyai rumah tinggal layak huni.

Artikel Terkait