Tutupi Genosida dan Serangan ke Iran, Israel 'Serang' Youtube dengan Kampanye Iklan Gila-gilaan

Nasional

Sabtu, 19 Juli 2025 | 16:14 WIB
Tutupi Genosida dan Serangan ke Iran, Israel 'Serang' Youtube dengan Kampanye Iklan Gila-gilaan
Ilsutrasi YouTube menjadi sarana bagi Israel mengkampanyekan iklan propagandanya untuk menutupi genosida di Gaza dan juga serangan ke Iran. [Instagram]

Hasil investigasi mengejutkan MintPress News yang dipublikasikan beberapa waktu lalu mengungkap Israel habiskan jutaan dolar setiap hari untuk kampanye iklan besar-besaran di YouTube.

rb-1

Iklan di YouTube tersebut dilakukan demi membentuk opini publik Eropa mendukung genosida di Gaza dan Serangan terhadap Iran.

Laporan tersebut menyatakan Israeli Government Advertising Agency (Badan Periklanan Pemerintah Israel) membayar iklan-iklan yang diterjemahkan ke dalam lima bahasa dan telah menjangkau sedikitnya 45 juta pengguna YouTube dalam sebulan terakhir.

Baca Juga: Bantah Targetkan Rumah Sakit, Serangan Iran Hantam Situs Intelijen Militer Israel

rb-3

Target Iklan Jangkau Sejumlah Negara Eropa

Salah satu iklan Israel yang menganggap negaranya sebagai korban demi menutupi genosida di Gaza dan juga serangan ke Israel. [Instagram]Salah satu iklan Israel yang menganggap negaranya sebagai korban demi menutupi genosida di Gaza dan juga serangan ke Israel. [Instagram]

Iklan-iklan ini menargetkan penonton di Inggris, Prancis, Italia, Jerman, dan Yunani, serta menggambarkan Israel sebagai korban terorisme sekaligus kekuatan global untuk kebaikan.

Baca Juga: Hamas Serang Israel di Gaza Selatan: Tewaskan Tentara dan Hancurkan Tank Zionis

Dalam salah satu iklan, terdengar narasi:

“Sebuah rezim fanatik [Iran] menembakkan rudal ke arah warga sipil, sambil berlomba mengembangkan senjata nuklir ... Kami akan menyelesaikan misi ini demi rakyat kami, demi kemanusiaan. Israel melakukan apa yang harus dilakukan.”

Iklan lainnya memperingatkan warga Eropa akan ancaman rudal Iran yang semakin dekat:

“Iran sedang mengembangkan rudal dengan jangkauan sekitar 4.000 kilometer ... menempatkan Eropa dalam jangkauan serangan,” sambil menampilkan grafik berwarna merah darah yang menyelimuti benua Eropa.

Iklan-iklan lain menggunakan pendekatan emosional, seperti menampilkan ibu-ibu dengan bayi baru lahir di bawah hujan roket Iran, dan menegaskan bahwa sementara Iran menargetkan warga sipil, Israel merespons dengan “presisi” dan hanya menyerang target militer.

MintPress Soroti Ketidakakuratan Iklan

Seorang ibu Palestina gendong anaknya yang tewas akibat kekejaman tentara Israel. [Instagram]Seorang ibu Palestina gendong anaknya yang tewas akibat kekejaman tentara Israel. [Instagram]

Namun, MintPress menyoroti ketidakakuratan faktual dalam iklan-iklan tersebut.

Meskipun pemerintah Israel mengklaim menghindari korban sipil, sedikitnya 935 warga Iran tewasakibat serangan Israel sejak 13 Juni, dibandingkan hanya 28 korban jiwa di pihak Israel akibat tembakan rudal balasan Iran.

Dilansir the Cradle, Jumat (18/7/2025), dalam waktu yang sama, Israel telah menghancurkan atau merusak 94 persen rumah sakit di Gaza, dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mendokumentasikan 697 serangan Israel terhadap fasilitas medis.

Laporan dari UNICEF dan berbagai lembaga kemanusiaan lainnya mengonfirmasi lebih dari 50.000 anak Palestina telah terbunuh atau terluka oleh serangan Israel, dan lebih dari 1.400 tenaga medis telah dibunuh, termasuk Dr. Adnan al-Bursh, yang disiksa hingga tewas dalam tahanan Israel.

Di tengah blokade bantuan yang terus diberlakukan Israel di Gaza — yang telah menyebabkan 66 anak Palestina meninggal karena malnutrisi — iklan-iklan tersebut justru mengklaim bahwa Israel sedang melakukan “salah satu operasi kemanusiaan terbesar di dunia.”

Salah satu video promosi dari Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan:

“Inilah bentuk bantuan nyata. Senyum tidak berbohong. Hamas yang berbohong.”

Kegagalan Google Selaku Pemilik YouTube

Seorang anak di Gaza berlari kencang menyelamatkan diri setelah bom menghantam sebuah gedung dan mengancam kehidupannya. [Instagram]Seorang anak di Gaza berlari kencang menyelamatkan diri setelah bom menghantam sebuah gedung dan mengancam kehidupannya. [Instagram]

Investigasi ini juga menyoroti kegagalan Google, pemilik YouTube, dalam menegakkan kebijakan periklanannya sendiri, yang secara eksplisit melarang konten yang mempromosikan kebencian, kekerasan, atau diskriminasi.

Semua video yang dikutip oleh MintPress terdaftar secara resmi di Pusat Transparansi Iklan Google sebagai konten berbayar dari pemerintah Israel.

Kampanye ini hanyalah salah satu aspek dari upaya diplomasi publik yang jauh lebih besar.

Anggaran hubungan masyarakat (PR) luar negeri Israel telah melonjak lebih dari 2.000 persen, dengan tambahan USD 150 juta dialokasikan ke Kementerian Luar Negeri untuk inisiatif semacam itu.

Tag Israel Iklan Youtube Propaganda Tutupi Genosida di Gaza Tutupi serangan ke Iran Youtube

Terkini