Ungkap Misteri Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Penyebab Gempa Merusak Sumedang

Daerah

Selasa, 02 Januari 2024 | 00:00 WIB
Ungkap Misteri Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Penyebab Gempa Merusak Sumedang

FTNews - Hingga saat ini belum ada satu pun teknologi yang bisa memprediksi di mana, kapan dan berapa besaran gempa bumi akan terjadi. Kesiapsiagaan adalah kunci. Termasuk siaga dari aktivitas sumber gempa darat (sesar), walaupun berkekuatan kecil namun bersifat merusak.

rb-1

Gempa dangkal dari sesar aktif atau sesar yang berada di darat ini bisa merusak bangunan yang berada di lintasan jalur sesar. Bangunan yang berkonstruksi lemah dan tak tahan gempa pastilah rusak dan roboh.

Gempa Cianjur November 2022 berkekuatan magnitudo (M) 5,6 contohnya. Dengan kedalaman 10 km merusak lebih dari 50.000 rumah dan menewaskan lebih dari 600 orang.

Baca Juga: Lantaran Murah, Minyak Goreng jadi Barang Langka

rb-3

Hanya berselang setahun, Sumedang juga berguncang. Gempa bumi pada Minggu (31/12) malam bermagnitudo (M)4,8 merusak hampir 400 bangunan. Lebih dari 500 orang mengungsi.

Bahkan sepanjang 31 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024, sudah empat kali gempa mengguncang Sumedang.

Penyelidik bumi utama Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) di Badan Geologi, Supartoyo mengatakan, sesar aktif di Jawa Barat cukup banyak.

Baca Juga: PMI Kota Tangerang Luncurkan Aplikasi di Hari Ulang Tahunnya

Gempa yang terjadi di Sumedang lanjutnya, mirip dengan gempa Cianjur tahun 2022. Sumbernya sesar aktif.

"Catatan Badan Geologi, di Sumedang pernah terjadi gempa merusak sebelumnya. Tahun 1972 dan 2010," katanya kepada FTNews, dari Jakarta, Selasa (2/1).

Badan Geologi tahun 2018 akhirnya melakukan penelitian dan lahir publikasi di tahun 2020. Mencermati adanya sesar aktif Cileunyi, Tanjungsari, Cadas Pangeran, Sumedang. Kemudian dikenal sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Dari catatan sejarah gempa tahun 1972 di Sumedang, Rancakalong dan Cikunir bersumber dari sumber gempa di darat. Intensitas guncangan V-VI MMI. Tahun 2010, gempa magnitudo kurang dari 4 disertai dentuman di Tanjungsari.

"Dari kejadian itu, ada pemetaan yang menjadi input kegiatan pengurangan risiko bencana (PRB), mitigasi dan tata ruang," ucapnya.

Namun gempa yang baru saja terjadi mengindikasikan PRB belum optimal terimplementasi.

Warga mengungsi pascagempa Sumedang. Foto: Antara

Sumber Gempa Baru

Senada, Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung Irwan Meilano sepakat gempa Sumedang pemicunya pergerakan sesar aktif.

"Kemungkinan ada sumber gempa di sana, yakni aktivitas sesar Cileunyi-Tanjungsari. Namun masih perlu dicari detailnya. Parameter sumber gempanya, panjangnya, tingkat aktivitasnya, dan maksimum magnitudonya," kata Irwan mengutip itb.ac.id.

ITB bersama lembaga terkait akan mencari parameter dari sumber-sumber gempa baru. Tujuannya untuk mengidentifikasi lebih detail mengenai gempa yang terjadi di Sumedang.

Hal ini harus menjadi perhatian. Sebab kekuatan gempa tidak terlalu besar namun menimbulkan dampak kerusakan yang signifikan.

Teliti Bahaya Ikutan

Saat ini tim Badan Geologi tambah Supartoyo melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui dampak gempa Sumedang. Unsur yang tim teliti terdiri dari parameter kejadian, gempa bumi susulan, kondisi geologi, analisis sumber.

Kemudian dampak kerusakan bangunan, longsor dan rekahan tanah.

Tag Daerah sesar aktif Gempa Sumedang gempa merusak

Terkini