Update Tragedi Ambruk Mushalla Ponpes Al Khoziny: Korban Meninggal Sampai 37 Orang
 041020259.png)
Operasi pencarian dan pertolongan korban runtuhnya mushalla Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Sidoarjo terus berlanjut. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) berhasil menemukan 13 jenazah tambahan dari Sabtu (4/10) malam hingga Minggu (5/10) dini hari, menjadikan total korban kini mencapai 141 orang, dengan 104 selamat dan 37 meninggal dunia.
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, menjelaskan bahwa evakuasi korban ke-38 dan ke-39 dilakukan pada pukul 23:26 WIB dan 23:29 WIB. Setelah itu, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 11 korban lainnya secara bertahap dalam kondisi yang semakin sulit.
Korban ke-40 dievakuasi pukul 00:13 WIB, disusul korban ke-41 pada 00:29 WIB, serta korban ke-42 dan ke-43 dalam selang waktu kurang dari tiga menit.
Baca Juga: Update Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny: Basarnas Temukan 3 Jenazah
"Sistem kerjanya sama yaitu dengan menggunakan alat berat sebagai pembuka akses untuk kemudian tim SAR melaksanakan evakuasi jika memang terlihat," kata Nanang di Sidoarjo, Minggu. Proses ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi tim di lapangan.
Meski kondisi lapangan semakin sulit, proses pencarian tidak berhenti, dengan korban ke-44 ditemukan pada pukul 01:34 WIB, dan korban ke-45 tujuh menit kemudian. Tak lama berselang, korban ke-46 dan ke-47 juga berhasil dievakuasi pada pukul 01:46 dan 01:53 WIB secara berurutan.
Baca Juga: Polisi Ringkus 12 Pemuda Tersangka Pengeyokan Antarperguruan Silat
"Proses demi proses dilakukan dengan hati-hati, mengingat banyaknya material bangunan yang masih menutupi area pencarian," tambah Nanang.
Kemudian, tim menemukan korban ke-48 pada pukul 02:37 WIB, disusul korban ke-49 pada pukul 03:00 WIB, dan korban ke-50 pada pukul 03:24 WIB. “Tim SAR perlu mengangkat puing-puing reruntuhan, memotong rangka-rangka, baru kemudian bisa mengevakuasi korban dari timbunan material,” jelas Nanang.
Ambruknya Ponpes Al Khoziny. (Basarnas)
Seluruh jenazah yang berhasil dievakuasi langsung dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur. Ini merupakan langkah krusial untuk memastikan identitas korban dan meringankan beban keluarga. Proses identifikasi menjadi prioritas utama setelah evakuasi.
Tim DVI Kepolisian Daerah Jawa Timur juga telah berhasil mengidentifikasi tiga jenazah korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren tersebut. Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jawa Timur Kombes Pol M. Khusnan mengatakan, identifikasi dilakukan melalui pencocokan data medis, gigi, dan properti korban.
“Malam ini kami sampaikan hasil operasi DVI. Tim DVI Polda Jatim telah berhasil mengidentifikasi tiga jenazah,” ujarnya di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Sabtu (4/10) malam.
Khusnan merinci, jenazah pertama teridentifikasi sebagai Firman Nur (16) warga Surabaya, jenazah kedua Muhammad Azka Ibadur Rahman (13) warga Surabaya, dan jenazah ketiga Daul Milal (15) warga Surabaya.
Ponpes Ponpes Al Khoziny amruk. (BPBD)
“Sampai hari ini, tim gabungan telah mengidentifikasi delapan dari 17 jenazah dan satu bagian tubuh (body part) yang ditemukan di lokasi,” kata Khusnan. Proses operasi DVI masih terus berjalan dengan pendalaman data antemortem dan postmortem.
Ketiga jenazah yang telah teridentifikasi segera diserahkan kepada pihak keluarga pada malam itu juga, karena “Keluarga pasti sangat menghendaki proses penyerahan dilakukan secepatnya,” ujar Khusnan.
Terkait temuan bagian tubuh manusia berupa kaki kanan, Khusnan menyebutkan potongan tersebut akan dikirim ke Jakarta untuk pemeriksaan DNA pada Minggu pagi.
Tim identifikasi gabungan ini terdiri dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri, tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) Polda Jatim, serta Persatuan Dokter Forensik Indonesia, menunjukkan upaya kolaboratif dalam penanganan korban.