Viral Kapal Induk USS Nimitz Melintas di Perairan Aceh
Daerah

Sebuah video kapal induk Amerika Serikat (AS) melintas di perairan Aceh viral di media sosial. Kapal induk tersebut terekam kamera nelayan Aceh dan menjadi perbincangan netizen.
Seperti diunggah akun lokal @tercyduck.aceh di Instagram, terlihat Kapal Induk AS USS Nimitz (CVN-68) diduga sedang dalam perjalanan ke Timur Tengah untuk memperkuat posisi pertahanan menyusul meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel.
Tujuan Tidak Diketahui
Baca Juga: Pertama Kalinya 2 Organisasi HAM Dalam Negeri Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Data Kapal Induk AS USS Nimitz (CVN-68) melintas di Selat Malaka. (marinetraffic.com/
Berdasarkan data dari pelacak kapal Marine Vessel Traffic, kapal tersebut dilaporkan melintas di Selat Malaka. Kapal tersebut diidentifikasi berlayar dalam misi militer di bawah bendera AS.
Koordinat terakhir menunjukkan kapal ini berada di perairan antara Malaysia dan Indonesia, bergerak dengan kecepatan 19 knot pada jalur 313 derajat.
Baca Juga: Sosok David Barnea, Kepala Mossad yang Kendalikan Operasi Senyap Israel ke Iran
Sinyal terakhir terdeteksi pada 17 Juni 2025 di perairan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh.
Kapal induk tersebut berangkat dari Pelabuhan Klang, Malaysia. Namun tujuan resminya tidak diumumkan, namun arah pergerakannya mengindikasikan kapal induk Nimitz diduga menuju perairan di timur Pula Sumatera.
Selat Malaka
Data Kapal Induk AS USS Nimitz (CVN-68) melintas di Selat Malaka. (marinetraffic.com/
Selat Malaka yang dilintasi Kapal Induk AS USS Nimitz (CVN-68) merupakan jalur internasional sangat penting. Selat Malaka terletak di antara Malaysia dan pulau Sumatra (Indonesia).
Dari segi ekonomi dan strategis, Selat Malaka merupakan salah satu jalur pelayaran terpenting di dunia, sama pentingnya seperti Terusan Suez atau Terusan Panama.
Selat Malaka membentuk jalur pelayaran terusan antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta menghubungkan tiga dari negara-negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia: India, Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok.
Sebanyak 120.000 kapal melintasi Selat Malaka setiap tahunnya, mengangkut antara seperlima dan seperempat perdagangan laut dunia. Sebanyak setengah dari minyak yang diangkut oleh kapal tanker melintasi selat ini