Apa Itu Rezeki dalam Islam? Kisah Karunia Datang Sendiri kepada Pemiliknya

Rezeki sering kali menjadi sesuatu yang paradoksal dalam kehidupan manusia. Saat seseorang terlalu sibuk mengejarnya tanpa henti, rezeki justru terasa semakin jauh dari genggaman.

Namun ketika manusia menjalani hidup dengan tenang, berusaha sewajarnya, dan berserah diri kepada Allah SWT, rezeki itu datang tanpa disangka. Inilah bukti bahwa rezeki bukan sekadar hasil kerja keras, tetapi juga buah dari keikhlasan dan tawakal.

Gambaran ini tampak jelas dalam kisah yang dialami oleh Urwah bin Udzainah. Dikutip situs Kementerian Agama, diceritakan oleh Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Syarawi dalam kitab Qashahsus Shahabati was Shalihin (Kairo, Maktabah At-Taufiqiyyah: t.t), halaman 329-330.

Baca Juga: Apa Hukum Meninggalkan Salat Jumat Tanpa Alasan Syar’i, Dicap sebagai Kemurtadan?

Kisah Ibnu Udzainah

Ilustrasi Kisah Islami Urwah Bin Udzainah. [Ftnews Copilot]Saat tinggal di Madinah, Ibnu Udzainah mengalami kesulitan ekonomi. Orang-orang yang ada di sekitarnya kemudian menyarankan agar ia menghadap Khalifah Hisyam bin Abdul Malik.

Mereka tahu bahwa Ibnu Udzainah dan Khalifah memiliki hubungan persahabatan yang baik sejak lama. Mereka menyarankan:

Baca Juga: Simbol Islam Ditampilkan di Waterbomb Festival Korea, Netizen Geram

“Engkau memiliki hubungan baik dengan Hisyam bin Abdul Malik, khalifah Bani Umayyah. Pergilah untuk menemuinya, niscaya engkau akan mendapatkan kebaikan dari kekhalifahannya.”

Ibnu Udzainah pun menjalankan saran dari sahabat-sahabatnya. Dia melakukan perjalanan menuju Syam untuk menemui sang khalifah. Singkat cerita, pengawal istana memberi izin masuk kepada Ibnu Udzainah yang kemudian disambut hangat oleh Hisyam bin Abdul Malik.

“Aku sedang berada dalam kesempitan dan kesulitan,” ucap Ibnu Udzainah saat ditanya kondisinya oleh khalifah.

Hisyam bin Abdul Malik mengetahui bahwa Ibnu Udzainah adalah seorang penyair. Ia kemudian mempertanyakan bait syair yang digubah Ibnu Udzainah. Wahai Urwah, kata khalifah, bukankah engkau mengatakan:

لَقَدْ عَلِمْتُ وَمَا الْإِسْرَافُ مِنْ خُلُقِي * أَنَّ الَّذِي هُوَ رِزْقِي سَوْفَ يَأْتِينِي

Artinya: “Sungguh aku mengetahui dan boros bukanlah tabiatku * bahwa rezekiku pasti akan datang menghampiriku.”