Bagaimana Bisa Gaza Mengalahkan Israel?

Nasional

Kamis, 16 Januari 2025 | 20:07 WIB
Bagaimana Bisa Gaza Mengalahkan Israel?
Hamas di Gaza (Twitter / X)

Militer Israel gagal memberantas kekuatan perlawanan di Gaza yang dikuasai oleh faksi Hamas.

rb-1

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir menuding pemerintah Israel Benyamin Netanyahu “menyerah sepenuhnya kepada Hamas.”

Itamar Ben-Gvir pun menyebut perjanjian gencatan senjata sebagai “kesepakatan penyerahan”.

Baca Juga: Memanas, Netanyahu Sebut Serangan Israel ke Gaza Baru Permulaan: Malam Neraka

rb-3

Ben-Gvir mengatakan Israel telah menyerah kepada Hamas bisa benar.

Militer Israel selama 15 bulan sudah pakai berbagai strategi yang mungkin bisa mengalahkan Hamas di Gaza, namun gagal.

Hamas di Gaza (Twitter / X)

Analis pun akan butuh bertahun-tahun untuk memahami bagaimana Israel yang memiliki teknologi pembunuhan yang canggih bisa gagal menundukkan sekelompok pejuang.

Baca Juga: Geger! 41 Pasukan Khusus TNI Gugur di Gaza : Cek Faktanya!

Bayangkan, Israel memiliki pesawat tempur F-35, dan rudal pertahanan Iron Dome, David’s Sling, Arrow dan Thaad missile, serta tank tempur utama Merkava.

Namun, peralatan perang canggih itu seakan tak berdaya mematahkan senjata rakitan yang digunakan Brigade Al Qassam, sayap kanan Hamas, seperti RPG Al Yasin dan senjata runduk Ghoul.

Hamas bisa mengalahkan seluruh persenjataan yang diberikan kepada Israel oleh Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Italia, dan banyak negara Barat dan non-Barat.

Gaza dikepung oleh Israel selama hampir dua dekade, dan Israel sudah melancarkan perang besar di wilayah tersebut, dimulai pada tahun 2008 dan puncaknya setelah kejadian 7 Oktober 2024.

Namun, Israel kali ini tak sekedar perang, namun seperti melakukan genosida, sebuah kampanye penghancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah wilayah tersebut.

Israel pun mengerahkan sekutunya di media untuk membingkai kemenangan Palestina di Gaza sebagai kekalahan.

Apa yang disebut sebagai "prestasi" Israel ini bahkan tidak dapat dianggap sebagai kemenangan taktis.

Sebaliknya, tindakan Israel telah menyebabkan kehancuran Gaza dan menimbulkan banyak korban sipil, termasuk wanita dan anak-anak.

Gaza dan Israel telah gencatan senjata (Twitter / X)

Israel berhitung-hitung jika Gaza dihancurkan maka perlawanan akan berakhir. Namun, hitungan itu sangat keliru.

Perlawanan di Gaza ada hubungan yang kuat dengan rakyat Palestina. Ini bukan tentang melenyapkan sejumlah pejuang tertentu, tetapi tentang ikatan abadi antara rakyat dan perlawanan itu sendiri.

Ikatan ini tetap tidak terputus; bahkan, ikatan ini menjadi semakin kuat. Tanpa melakukan genosida massal, seperti membunuh setiap warga Palestina di Gaza, Israel tidak dapat memadamkan perlawanan.

Beberapa politisi, seperti Menteri Warisan Israel Amihai Eliyahu, berulang kali mengajukan tuntutan seperti itu , menyerukan dijatuhkannya bom nuklir di Gaza.

Kali ini, kegagalan Israel tidak dapat dianggap sebagai kegagalan mencapai tujuannya. Militer Israel menderita kerugian besar—lebih besar daripada konfrontasi militer dengan militer Arab sejak berdirinya Israel pada tahun 1948.

Kerugian ini disebabkan oleh kelompok perlawanan akar rumput yang tidak bergantung pada aliansi dengan negara-negara besar, seperti bekas Uni Soviet, untuk mempertahankan perjuangan mereka.

Sebaliknya, kelompok-kelompok ini bergantung pada sumber daya mereka sendiri, rakyat mereka sendiri, dan strategi mereka sendiri.

Pentingnya perlawanan ini terletak pada pengenalan model baru perjuangan anti-kolonial di dunia Arab, yang menyatukan aktor-aktor non-negara, seperti Perlawanan di Gaza, Hizbullah di Lebanon, Ansarallah di Yaman, dan kelompok-kelompok lain di seluruh wilayah, yang berjuang dengan satu strategi.

Pendekatan terpadu ini berhasil melemahkan ekonomi Israel, membanjiri militernya, dan akhirnya mengalahkannya di medan perang.

Israel sebenarnya telah dikalahkan. Setelah 15 bulan bertempur, Israel menyerah kepada Perlawanan.

Penyerahan ini mencerminkan pengakuan Israel bahwa mereka tidak dapat menduduki kembali Gaza, menghancurkan perlawanan, membersihkan etnis Palestina, melawan kelompok perlawanan regional, atau mempertahankan perang lebih lama lagi.

Hasilnya, Israel setuju untuk kembali ke ketentuan gencatan senjata yang sama yang telah diterima Hamas pada awal Mei dan Juli tahun lalu. Ini menandai momen bersejarah.

Kekalahan ini akan berdampak besar. Kekalahan ini menyoroti sifat perlawanan Palestina yang tak tergoyahkan dan bersatu.

Sumber: The Palestine Chronicle

Tag Israel Palestina Hamas israel kalah israel hamas

Terkini