Biodata dan Agama Sudewo, Bupati Pati yang Dilempari saat Temui Massa Demo

Bupati Pati Sudewo menjadi perbincangan publik nasional hari ini. Namanya diteriakkan oleh warganya kencang-kencang agar mundur dari jabatan bupati.

Pati merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten yang memiliki semboyan Pati Bumi Mina Tani ini didemo besar-besaran rakyat karena kebijakan kenaikan pajak hingga 250 persen.

Siapa sebenarnya Bupati Sudewo yang menjadi sorotan? Ia sempat menemui rakyatnya dengan mobil rantis, namun kembali masuk karena dihujani lemparan.

Baca Juga: Demo Pajak 250% di Pati, Perut Tetap Terisi Kuliner Legendaris

Profil Sudewo

Bupati Pati Sudewo di acara rakyat. (Instagram)Sudewo lahir di Pati, 11 Oktober 1968. Ia adalah politikus Gerindra yang kini menjabat sebagai Bupati Kabupaten Pati untuk periode 2025 hingga 2030.

Sebelumnya Sudewo menjabat sebagai anggota DPR-RI selama dua periode (2009–2013 dan 2019–2024). Dalam periode keduanya di DPR-RI, ia mewakili Partai Gerindra dan daerah pemilihan Jawa Tengah III, yang meliputi Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, dan Kabupaten Pati dan bertugas di Komisi V.

Baca Juga: Biografi dan Agama Bupati Pati Sudewo, Kena Sengat Wamendagri Buntut Goyangan Trio Srigala

Sudewo menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 1 Slungkep, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Kayen (lulus 1985) dan SMA Negeri 1 Pati (1985–1988). Setelah itu ia kulia S1 Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret (1993) dan melanjutkan lagi pendidikannya S2 Teknik Pembangunan, Universitas Diponegoro (2001).

Sudewo menikah dengan Atik Kusdarwati. Keduanya dikaruniai empat orang anak.

Sudewo merupakan seorang penganut Islam. Kepercayaan ini juga yang dianut oleh keluarganya.

Kontroversi

Bupati Pati Sudewo di sebuah acara. (Instagram)Sudewo memang politisi kelas nasional yang sudah masuk Senayan. Namun, kontroversi setelah ia menjabat sebagai Bupati Pati yang melambungkan namanya.

Bupati Pati Sudewo menuai kontroversi setelah menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen. Ia mengklaim kenaikan sebagai upaya penyesuaian setelah 14 tahun tanpa revisi, dengan tujuan meningkatkan pendapatan daerah untuk pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik.

Kebijakan kenaikan pajak memicu protes luas dari masyarakat yang menganggapnya memberatkan hingga berujung aksi demonstrasi besar-besaran oleh warga dan mahasiswa. Demo tersebut mencapai puncaknya pada Rabu, 13 Agustus 2025.

Sudewo dalam beberapa kesempatan meminta maaf kepada warga Pati dan membatalkan kebijakan kenaikan pajak tersebut. Namun, warga sudah kepalang marah dan menuntut Sudewo untuk mundur.