Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) geledah rumah politikus Partai Nasdem Ahmad Ali di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (4/2/2025).
KPK menggeledah rumah Ahmad Ali ini terkait dengan dugaan gratifikasi eks Bupati Kutai Kertanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) Rita Widyasari dari sejumlah perusahaan tambang batubara.
Dalam penggeledahan di rumah Ahmad Ali itu, KPK mengamankan barang bukti seperti dokumen, uang, tas dan jam.
Lantas seperti apa biodata dan latar belakang pendidikan dari Ahmad Ali? Berikut ulasan FT News.
Ahmad H.M. Ali, S.E., lahir pada 16 Mei 1969 di Wosu, Morowali, Sulawesi Tengah, adalah seorang politikus dan pengusaha Indonesia yang pernah menjadi anggota DPR RI dari Partai NaDem.
Ia mewakili daerah pemilihan Sulawesi Tengah dan telah berkarier di DPR sejak 2014. Ahmad Ali juga pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai NasDem di DPR-RI dan merupakan Wakil Ketua Umum Partai NasDem untuk periode 2019-2024.
Pendidikan
Ahmad Ali menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah di Wosu dan Bungku, kemudian melanjutkan ke Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako pada tahun 1993, di mana ia meraih gelar Sarjana Ekonomi.
Ahmad Ali memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD Kabupaten Morowali dari Partai Patriot pada periode 2009-2014.
Pada Pemilu 2014, ia terpilih menjadi anggota DPR-RI dengan meraih 109.021 suara. Ia tergabung dalam Komisi VII yang berfokus pada energi, mineral, dan lingkungan hidup.
Pada Pemilu 2019, ia terpilih kembali dengan perolehan suara sebanyak 152.270, dan kini menjabat di Komisi III yang menangani hukum, hak asasi manusia, dan keamanan.
Riwayat Organisasi
Ahmad Ali aktif dalam berbagai organisasi, antara lain:
- Ketua DPW Partai NasDem Sulawesi Tengah (2013–2018)
- Bendahara Umum Partai NasDem (2017–2019)
- Wakil Ketua Umum Partai NasDem (2019–2024)
- Pengurus Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Provinsi Sulawesi Tengah
- Pengurus Pemuda Pancasila dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palu.
Selain karir politiknya, Ahmad Ali juga memiliki pengalaman sebagai pengusaha. Ia pernah menjabat sebagai direktur di beberapa perusahaan seperti PT Graha Istika Utama, PT Graha Agro Utama, dan PT Graha Mining Utama.