BMKG: Gempa Bermagnitudo 7,4 Larantuka akibat Patahan Aktif di Laut Flores
Daerah

Forumterkininews.id, Jakarta -Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terus memantau kondisi terbaru dari gempa bumi bermagnitudo 7,4 di Larantuka, Nusa Tenggara Timur.
Kepala BMKG, Dwikorta Karnawati mengatakan, Gempa bumi di Larantuka, NTT memiliki episenter pada koordinat 7,59 derajat Lintang Selatan (LS), dan 122,24 derajat Bujur Timur (BB).
Lebih tepatnya, kata Dwikorita, berlokasi di Laut Flores pada jarak 112 km ke arah Barat Laut, Kota Larantuka, NTT. Adapun pusat gempa berada di kedalaman 10 km.
Baca Juga: Pede Ikuti Pemilu 2024, AHY Bersama 34 Ketua DPD Demokrat Mendaftar ke KPU
"Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat sesar atau patahan aktif di Laut Flores," kata Dwikorita, Selasa (14/12).
Dwikorita mengatakan, guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah sekitarnya seperti Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara dan Lembata.
Adapun intensitas guncangan skala III-IV mmi atau dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah di siang hari. Selain itu, guncangan gempa dirasakan di Tambolaka, Waikabubak, Waingapu dengan intensitas skala III mmi.
Baca Juga: Polisi Datangkan Tim Psikolog untuk Remaja Pelaku Pembunuhan Anak
Ia mengatakan, hasil pemodelan menunjukkan gempa bumi ini berpotensi tsunami dengan tingkat ancaman waspada.
Status waspada adalah maksimum ketinggian tsunami adalah setengah meter. "Ancaman waspada terjadi di Flores Timur bagian utara Kemudian di Sikka bagian utara dan Pulau Lembata," ucap dia.
Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan, saat ini, pihaknya sudah mengakhiri peringatan dini tsunami di daerah-daerah NTT.
Pulau Selayar Terkena Dampak Gempa
Seperti diberitakan sebelumnya, Gempa bumi 7,4 magnitudo yang berpusat di Larantuka, Nusa Tenggara Timur menyebabkan kerusakan parah di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
“Info kerusakan baru di Pulau Selayar ya. Itu yang paling parah informasinya di Pulau Selayar,†kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers daring, Selasa (14/12).
Berdasarkan informasi yang dihimpunnya pihaknya, beberapa bangunan yang rusak akibat gempa meliputi rumah dan selokan.
“Ada beberapa gambar ya, selokan retak, pecah, bangunan rumah roboh, kalau kita lihat kerusakan memang ada di rumah-rumah yang kondisinya kurang bagus,†ujarnya.
Sampai saat ini, pihaknya belum mendapat informasi terkait korban jiwa. Ia menyebut pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
“Kita tidak mendapat informasi ada berapa, kita akan informasi dengan BPBD juga terkait jumlah kerusakan,†ucapnya.
Dwikorita menyebut, daerah yang terdampak paling besar selain Kepulauan Selayar yaitu Kecamatan Ruteng, Larantuka, dan Maumere. Meski begitu, BMKG belum mendapatkan informasi kerusakan seperti di Kepulauan Selayar.
“Sampai saat ini paling tinggi Ruteng, Larantuka, Maumere, info kerusakan baru di Pulau Selayar ya,†tuturnya.
Gempa magnitudo 7,4 mengguncang Larantuka, NTT dan beberapa wilayah di Sulawesi serta Maluku, Selasa (13/12) sekitar pukul 10.20 WIB.
Sejauh ini, gempa susulan masih terus terjadi, tercatat sudah ada 15 gempa dengan kekuatan maksimum 5,6 magnitudo per 11.40 WIB.
BMKG mencatat, dari hasil monitoring Tide Gauge menunjukkan adanya kenaikan muka air laut. Kenaikan air laut setinggi 7 cm di Stasiun Tide Gauge Reo dan Marapokot, Nusa Tenggara Timur.