Bos Nvidia Buka-bukaan soal Perkembangan AI
Teknologi

FTNews - Pemimpin perusahaan terbesar ketiga di Amerika Serikat, Nvidia, Jensen Huang buka-bukaan soal perkembangan artificial intelligence atau kecerdasan buatan.
Pada 8 Maret 2024, Jensen Huang hadir menjadi pembicara kunci dalam 2024 SIEPR Economic Summit milik Stanford University.
Dalam acara ini, ia mengatakan bahwa artificial intelligence (AI) akan dapat mengerjakan tes semua tes manusia dalam kurun waktu lima tahun. Termasuk, seperti uji lisensi spesialisasi dalam dunia medis.
Baca Juga: Hati-hati! Virus Brokewell Bisa Kuras Rekening
Saat ini Nvidia perusahaan yang berkecimpung dalam teknologi hanya berada di bawah Microsoft dan Apple.
Huang merupakan salah satu pendiri dari Nvidia pada 30 tahun yang lalu. Kini, ia berada di tengah-tengah dunia teknologi.
Pada tahun 2023, saham mereka meningkat sebanyak 240 persen. Pada bulan Juni 2023, perusahaannya mencapai angka $1 triliun.Â
Baca Juga: Bocah Temukan Bebek Karet di Pantai, Bukti Kejahatan Lingkungan
Tidak berhenti di situ, harga pasar mereka mencapai $2 triliun atau sekitar Rp36 kuadriliun pada Februari 2024.Â
Mereka berhasil meraih angka ini berkat chip semikonduktornya yang canggih. Serta, Nvidia juga memegang saham dari AI chip lebih dari 80 persen.
“Kami menjual chip seharga seperempat miliar pertama di dunia,†ungkapnya.
Chip yang ia maksud adalah graphical processing unit system milik mereka seberat sekitar 31 kilogram dan memiliki 35 ribu suku cadang. Selain itu, chip ini juga memiliki kapasitas komputasi pusat data.
Ilustrasi AI. Foto: canva
Masih di dalam acara itu, Jensen pun mengungkap, sistem AI akan memiliki kapabilitas komputasi jutaan kali lebih besar dari hari ini dalam jangka waktu 10 tahun lagi. Sistem menghasilkan data sintetis yang memiliki kapasitas lebih besar untuk terus belajar, menyimpulkan, bahkan berimajinasi.
Tidak hanya menjawab pertanyaan, AI juga dapat berpikir secara kritis dalam memecahkan permasalahan jangka panjang.
“Di masa depan, bagaimana cara anda berinteraksi dengan AI akan sangat berbeda,†jelas Huang.
Namun, saat ini ia masih belum yakin jika AI dapat meniru cara kerja otak manusia. Ia mengatakan perlunya konsensus mengenai arti AI yang telah mencapai kecerdasan manusia.