Laksana Tri Handoko Dilengserkan Prabowo, Ini Biodata dan Agamanya
Presiden Prabowo Subianto akhirnya melengserkan Laksana Tri Handoko dari kursi Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) setelah lima tahun menjabat.
Posisinya kini resmi digantikan oleh Arif Satria, yang sebelumnya dikenal sebagai Rektor IPB University. Serta mengangkat Amarulla Octavian sebagai Wakil Kepala BRIN.
Baca Juga: Regulasi Wajibkan Gedung Bertingkat Pasang <i>Water Mist</i> Digodok
Kabar pergantian ini menandai berakhirnya era kepemimpinan Handoko di lembaga riset tertinggi Indonesia yang penuh dinamika dan sorotan publik.
Dari Fisikawan hingga Kepala BRIN
Kepala BRIN Arif Satria (kanan) dan Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian [Dokumentasi BRIN]
Baca Juga: Rawan Gempa, BRIN Petakan Sesar dari Ujung Kulon hingga Banyuwangi
Laksana Tri Handoko, atau akrab disapa LTH, dikenal sebagai ilmuwan fisika teoritis yang berprestasi. Ia menjabat Kepala BRIN sejak 28 April 2021, setelah sebelumnya memimpin Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Pria kelahiran Lawang, Malang, Jawa Timur, tahun 1968 ini dikenal sebagai sosok akademisi yang disiplin dan berorientasi pada reformasi birokrasi ilmiah. Selama menjabat, ia mendorong digitalisasi sistem penelitian nasional dan integrasi lembaga-lembaga riset ke dalam BRIN.
Dikenal karena Reformasi dan Kontroversi
Kiprahnya di BRIN sempat menimbulkan kontroversi, termasuk demo warga Tangsel pada Oktober 2025 terkait rencana penutupan jalan Serpong–Parung yang melintasi kawasan Puspiptek.
Meski dikritik, Handoko menjelaskan bahwa kebijakan itu bagian dari penguatan keamanan fasilitas nuklir dan teknologi di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J. Habibie.
Langkahnya yang tegas kerap menuai pro dan kontra di kalangan ilmuwan maupun masyarakat.
Karier Akademik dan Pendidikan
Sebelum menjadi pejabat negara, Handoko adalah peneliti internasional dengan rekam jejak luar biasa.
Ia sempat kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) sebelum mendapat beasiswa ke Jepang melalui program pemerintah era B.J. Habibie. Handoko menempuh pendidikan S1 di Kumamoto University, lalu meraih S2 dan S3 di Hiroshima University dengan fokus pada fisika partikel teoretik.
Lulus pada 1998, ia bekerja di beberapa lembaga riset bergengsi seperti:
- The Abdus Salam International Center for Theoretical Physics (Italia)
- Deutsches Elektronen-Synchroton (Jerman)
- Yonsei University (Korea Selatan)
- Kembali Jadi Peneliti BRIN
Setelah dilengserkan, Handoko mengaku akan kembali menjadi peneliti di Pusat Riset Fisika Kuantum BRIN di bawah Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material.