Daerah

Dalam Dua Hari Trenggalek Bertubi-tubi Dihantam Bencana, 23 Kasus 15 di Antaranya Longsor

Diana Runtu
Selasa, 01 Juli 2025 | 20:57 WIB
Dalam Dua Hari Trenggalek Bertubi-tubi Dihantam Bencana, 23 Kasus 15 di Antaranya Longsor
Bencana tanah longsor di Kabupaten Trenggalek/Foto: BPBD Kab Trenggalek, BNPB

Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dihantam bencana bertubi-tubi di akhir pekan mulai Sabtu (28/6) dan Minggu (30/6). Bukan hanya banjir, tapi juga tanah longsor. Penderitaan warga semakin bertambah karena dua jembatan pun terputus.

rb-1

Meskipun dalam berbagai bencana hidrometeorologi ini tidak menimbulkan korban jiwa namun warga sangat menderita. BNPB menyebut, sampai kini, Selasa (1/7/2025), penanganan dampak bencana tersebut masih dilakukan.

Diperkirakan, wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, masih akan mengalami cuaca basah hujan ringan hingga sedang. Rabu 2 Juli misalnya, cuaca diprakirakan cerah berawan pada pagi hingga siang hari, namun pada sore hingga malam hari hujan dengan intensitas sedang berpotensi terjadi secara lokal, disertai petir di beberapa titik wilayah perbukitan.

rb-3

Daerah Bencana Berkontur Tebing, Lereng dan Perbukitan

Foto: BPBD Kab Trenggalek, BNPBFoto: BPBD Kab Trenggalek, BNPB

Secara geografis, seluruh wilayah kecamatan yang terdampak bencana hidrometeorologi basah berkontur tebing, lereng dan perbukitan dengan ketinggian bervariasi antara 100 sampai 1.000 mdpl. Di sisi lain, wilayah permukiman warga juga berada di wilayah lembah perbukitan hingga lereng tebing.

Melihat kondisi cuaca tersebut, bencana serupa masih berpotensi terjadi, sehingga hal ini perlu diwaspadai. Hujan yang turun pada sore hingga malam hari berpotensi memicu bencana tanah longsor dan pergerakan tanah, khususnya di daerah rawan seperti Kecamatan Munjungan, Bendungan, Durenan, dan Tugu.

Masyarakat yang bermukim di sekitar lereng, tebing, maupun aliran sungai kecil perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap tanda-tanda seperti retakan tanah dan aliran lumpur. Jika terjadi hujan deras lebih dari dua jam, warga diminta segera menjauh dari lokasi rawan longsor atau banjir.

Di sisi lain, hujan intensitas sedang juga dapat menyebabkan genangan air di wilayah dataran rendah maupun area dengan sistem drainase yang kurang baik, terutama di kawasan perkotaan Trenggalek. Tiupan angin dari timur-tenggara yang cenderung meningkat turut membawa potensi bahaya pohon tumbang, khususnya di sepanjang jalur jalan raya yang rindang.

Menyikapi dari potensi bahaya bencana susulan, BNPB merekomendasikan kepada masyarakat agar menyiapkan rencana evakuasi mulai dari lingkup diri sendiri dan keluarga, amankan dokumen penting, dan pastikan jalur komunikasi tetap terbuka. Kesiapsiagaan adalah kunci untuk meminimalkan risiko bencana.

Pemerintah daerah bersama masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan pemantauan di wilayah rawan, serta memastikan informasi cuaca dan kebencanaan terus diperbarui melalui kanal resmi instansi terkait.

23 Kejadian Bencana, Tanah Longsor Mendominasi 15 Kejadian

Foto: BPBD Kab Trenggalek, BNPBFoto: BPBD Kab Trenggalek, BNPB

Dilansir BNPB, dari hasil rangkuman data terkini, setidaknya ada 23 kejadian bencana yang tersebar di enam kecamatan dan 21 desa/kelurahan. Jenis bencana didominasi oleh tanah longsor sebanyak 15 kejadian, disusul banjir sebanyak 6 kejadian dan cuaca ekstrem ada 2 kejadian, yang mana keseluruhannya membawa dampak signifikan terhadap permukiman warga dan infrastruktur.

Kejadian bencana diawali dari wilayah Kecamatan Panggul pada hari Sabtu dan Minggu (28-29/6), yang mana tiga desa meliputi Desa Sawahan, Desa Depok, Desa Wonocoyo dan Desa Banjar dilanda tanah longsor. Material longsoran telah menimbun jalan desa hingga mengenai bagian rumah warga.

Foto: BPBD Kab Trenggalek, BNPBFoto: BPBD Kab Trenggalek, BNPB

Sebelum peristiwa itu terjadi, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang mengguyur wilayah Kecamatan Panggul selama tiga hari berturut-turut, atau sejak Jumat (27/6) malam hingga Minggu (29/6).

Peristiwa serupa juga terjadi di Desa Pandean, Kecamatan Dongko, yang mana jalur dari Kota Trenggalek menuju Panggul mengalami amblas/retak sepanjang 70 merer dengan lebar kurang lebih 30 sentimeter. Rekahan tanah itu juga menjalar hingga ke permukiman warga.

Berikutnya tanah longsor juga terjadi di Desa Krajan dan Desa Karanganyar di Kecamatan Pule. Jalan alternatif yang menghubungkan Kabupaten Ponorogo melalui Kecamatan Pule mengalami longsor sepanjang 40 meter dengan kedalaman hingga 3 meter.***

Tag Bencana Bertubi-tubi di Trenggalek Jatim

Terkini