Di Tengah Perang dan Pertumpahan Darah, Warga Jerusalem Nekat Rayakan Natal dengan Meriah

Nasional

Sabtu, 21 Desember 2024 | 05:01 WIB
Di Tengah Perang dan Pertumpahan Darah, Warga Jerusalem Nekat Rayakan Natal dengan Meriah
Jerusalem/Foto: Haley Black, pexels.com

Jika di Gaza atau wilayah Palestina lainnya perayaan Natal akan dibatasi hanya ritual keagamaan maka berbeda dengan Jerusalem, Kota Suci yang diperebutkan Israel dan Palestina. Tahun lalu, ketika perang masih sangat sengit, Palestina maupun Jerusalem, tidak bisa sepenuhnya merayakan Natal. Mereka hanya menjalankan ritual keagamaan saja.

rb-1

Sedang akhir tahun ini, 2024, situasi di Gaza khususnya masih tetap, namun di Jerusalem, ada kabar bahwa mereka bisa merayakan Natal dengan lebih meriah, meski masih dalam situasi perang dan pertumpahan darah. Belum ada kabar apakah akan ada gencatan senjata antara Israel-Hamas. Namun yang pasti saat ini tengah berjalan gencatan senjata Israel-Lebanon. Hal ini lah yang membuat situasi agak sedikit tenang sehingga warga di Jerusalem berharap bisa merayakan Natal dengan lebih baik.

Rumah Santa, objek wisata lokal di Kawasan Kristen Kota Tua Yerusalem, dihias untuk para peziarah, tetapi jumlahnya sangat sedikit, karena perang. (foto: Michele Chabin / National Catholic Register)

Perayaan Natal, Ziarah dan Ekonomi Warga

rb-3

Dikutip dari iobserve.org, perayaan Natal akan kembali meriah di Tanah Suci (Jerusalem). Bahkan muncul imbauan agar para peziarah untuk kembali datang ke Jerusalem. Hal ini diserukan oleh Kardinal Pierbattista Pizzaballa. Ia mengajak para peziarah untuk kembali ke tempat kelahiran Yesus.

Selama kunjungannya ke Jerman, patriark Latin Yerusalem mengatakan, ia mengandalkan normalisasi pariwisata ziarah yang cepat setelah gencatan senjata antara Israel dan Lebanon.

“Ziarah sekarang benar-benar aman dan juga penting bagi masyarakat,” kata Kardinal Pizzaballa di Cologne, lapor KNA, Kantor Berita Katolik di Jerman. Kardinal berharap bahwa situasi perang yang relatif tenang di Israel akan menyebabkan lebih banyak peziarah datang lagi selama musim Natal.

Ornamen tongkat permen menambah kesan meriah pada perayaan Natal tahun ini di Yerusalem. (Foto: Michele Chabin/sumber: ewtn-co-uk)

Ziarah dan wisata religi merupakan faktor ekonomi penting bagi banyak umat Kristen di wilayah tersebut. Banyak yang tidak dapat memperoleh penghasilan bagi keluarga mereka karena wisatawan menghilang dan toko-toko di seluruh lokasi ziarah tetap tutup selama 14 bulan sejak 7 Oktober 2023.

Menjelang Adven, para patriark dan kepala gereja di Yerusalem mengeluarkan pernyataan, bahwa perang tahun ini tidak akan menghentikan perayaan Natal yang penuh sukacita di tanah Yesus.

Khawatir Kembang Api Dikira Roket

Hal senada juga dikutip dari ewtn-co-uk, disebutkan, tahun ini ada harapan dengan adanya gencatan senjatan antara Israel-Lebanon, juga ada rumor bahwa gencatan senjata antara Hamas dan Israel mungkin akhirnya dapat ditengahi sebelum Donald Trump memangku jabatan presiden pada bulan Januari 2025.

Pada tanggal 22 November lalu, para patriark dan pemimpin Gereja mengumumkan, mereka akan mencabut pembatasan tahun lalu untuk menumbuhkan harapan, dan untuk memungkinkan umat Kristen setempat untuk secara terbuka menjalankan dan menikmati Natal.

Ornamen Natal/Foto: Kristin Mücke, pexels.com

Pastor Assi gembira mendengar pernyataan itu. "Tidak seperti Natal tahun lalu, tahun ini kami sangat senang menyalakan pohon Natal di hadapan banyak orang, diiringi dengan penampilan luar biasa — seperti biasa — dari marching band Pramuka desa. Ini adalah perubahan yang menyegarkan dari tahun lalu, ketika kami hanya dapat menyiarkan acara tersebut secara langsung di Facebook," bukan hanya karena anjuran gereja tetapi juga pembatasan Israel terhadap jumlah orang yang dapat berkumpul dengan aman di dalam dan luar ruangan di zona perang yang sedang berlangsung,” ujarnya, dikutip dari ewtn-co-uk.

Meski sepertinya sudah bisa menggelar perayaan Natal lebih meriah, namun tetap saja ada batasannya. Misalnya, larangan menggunakan kembang api. Itu tidak diizinkan. Mungkin ini karena khawatir orang salah mengira suara kembang api sebagai tembakan roket.***

Tag Perayaan Natal 2024 di Jerusalem Peran Israel-Hamas

Terkini