Dijemput Rektor ITB, Anak Tukang Kayu Ini Bikin Bangga Satu Kampung

Daerah

Rabu, 11 Juni 2025 | 19:34 WIB
Dijemput Rektor ITB, Anak Tukang Kayu Ini Bikin Bangga Satu Kampung
Tangkapan layar (instagram.com/pembasmi.kehaluan.reall)

Seorang remaja bernama Devit Febriansyah, lulusan SMAN 1 Bukittinggi, mendadak viral di media sosial setelah kisah perjuangannya menembus Institut Teknologi Bandung (ITB) menginspirasi banyak orang. Devit berhasil lolos ke ITB melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), meski berasal dari latar belakang keluarga yang sangat sederhana.

rb-1

Tak hanya berhasil masuk ke salah satu kampus terbaik di Indonesia, kisah Devit menjadi lebih mengharukan karena ia dijemput langsung oleh Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., sebagai bentuk apresiasi dan simbol harapan bagi generasi muda di pelosok negeri.

Dibantu Warga Kampung, Anak Tukang Kayu Ini Ukir Sejarah

Devit Febriansyah (x.com/prabu_abimanyu)Devit Febriansyah (x.com/prabu_abimanyu)

rb-3

Devit merupakan anak pertama dari Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, yang berhasil menembus ITB. Pencapaiannya pun membangkitkan rasa bangga warga kampung, yang kemudian bergotong-royong mengumpulkan dana secara patungan untuk membiayai keberangkatan Devit merantau ke Bandung.

“Kami sangat bangga. Ini pertama kalinya ada anak dari Malalak yang masuk ITB. Kami ingin dia sukses dan membawa nama baik kampung,” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat.

Ayah Devit diketahui bekerja sebagai kuli angkut kayu, sedangkan ibunya adalah tukang sisir kulit kayu manis. Meski hidup pas-pasan, semangat belajar Devit tak pernah padam. Cita-citanya untuk mengangkat derajat keluarga menjadi pemicu utama semangatnya menempuh pendidikan tinggi.

Dapat Dukungan Paragon dan Beasiswa KIP-K

Kisah inspiratif Devit tak hanya menyentuh warga kampungnya, tetapi juga menarik perhatian perusahaan Paragon Corp, produsen berbagai produk kecantikan seperti Wardah dan Emina. Sebagai bentuk dukungan, Paragon memberikan satu unit laptop, uang tunai untuk biaya keberangkatan, dan produk-produk Paragon.

Tak berhenti di situ, Devit juga menerima Beasiswa KIP-Kuliah (KIP-K) dari pemerintah, yang akan menanggung biaya kuliahnya di ITB secara penuh selama masa studi.

“Saya tidak menyangka akan mendapat bantuan sebanyak ini. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung saya. Ini adalah awal perjuangan saya, dan saya tidak akan menyia-nyiakannya,” ujar Devit haru dalam sebuah wawancara singkat.

Simbol Harapan dari Daerah Tertinggal

Kisah Devit Febriansyah menjadi pengingat bahwa mimpi besar bisa lahir dari tempat sederhana, dan pendidikan tetap menjadi jalan paling terang untuk mengubah nasib. Di tengah isu disparitas akses pendidikan, Devit hadir sebagai simbol harapan dan bukti bahwa potensi anak bangsa tersebar hingga ke pelosok desa.

Tag Devit Febriansyah Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara M.T snbp itb

Terkini