Dirut Agrinas Pangan Nusantara Mengundurkan Diri, Apa Dampaknya?
Ekonomi Bisnis

Dirut Agrinas Pangan Nusantara Joao Angelo De Sousa Mota resmi mengundurkan diri dari jabatannya, Senin 11 Agustus 2025.
Sembari menundukkan badan, Dirut Agrinas Pangan Nusantara Joao Angelo De Sousa Mota memohon maaf kepada Presiden Prabowo Subianto dan seluruh rakyat Indonesia atas pengunduran dirinya.
"Kami sudah menduduki jabatan ini selama 6 bulan. Sampai hari ini, kami belum dapat memberikan kontribusi yang nyata dan langsung kepada ekonomi negara maupun dalam mewujudkan kesejahteraan petani," ujarnya dalam keterangan resminya.
Baca Juga: Dirut PT Gemilang Multi Wahana Diperiksa Terkait Kasus Suap Wali Kota Ambon
"Oleh karena itu, kami dengan sangat menyesal, kami mohon maaf kepada seluruh warga negara, khususnya kepada petani, kepada negara, dan kepada Presiden yang sudah menunjuk kami untuk memangku jabatan ini," sambungnya.
Apa Dampaknya?
Joao Angelo De Sousa Mota menyinggung soal birokrasi Danantara yang berbelit-belit. [Instagram]
Baca Juga: Sosok Jeffrey Sachs, Pernah Bantu Indonesia Bangkit dari Krisis 98 yang Kini Masuk Dewan Penasihat Danantara
Lantas, seperti apa dampak pengunduran diri Dirut Agrinas Pangan Nusantara Joao Angelo De Sousa Mota. Berikut ulasannya.
Pengunduran diri Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara, Joao Angelo De Sousa Mota, berdampak pada kondisi internal dan kelangsungan visi perusahaan dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia.
Joao mengundurkan diri karena merasa gagal mewujudkan ketahanan pangan dan menilai bahwa dukungan dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) serta pemerintah belum maksimal, terutama dalam hal anggaran dan intervensi yang diperlukan.
Hal ini juga terkait birokrasi di Danantara sangat berbelit-belit sehingga menghambat pencairan anggaran dan pelaksanaan program, sehingga Agrinas belum mampu memberikan kontribusi nyata bagi petani dan ketahanan pangan selama enam bulan masa jabatannya.
Dampak utama dari pengunduran diri ini adalah kekecewaan pada proses birokrasi dan dukungan investasi yang dianggap kurang, yang mungkin akan menunda atau menghambat upaya pemerintah dalam menciptakan swasembada pangan.
Kepergian Joao juga memunculkan perlunya evaluasi terhadap tata kelola dan strategi di Danantara serta sinergi antarinstansi terkait untuk mempercepat pencapaian target ketahanan pangan nasional.
Tanggapan CEO Danantara
Joao Angelo De Sousa Mota meminta maaf ke seluruh warga dan presiden. [Instagram]
CEO Danantara Rosan Roeslani menyatakan akan menghormati keputusan ini dan berkomitmen menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik agar keberlanjutan kinerja Agrinas tetap terjaga.
"Layanan kepada mitra dan pemangku kepentingan akan dilaksanakan seperti biasa," ungkap Rosan.
Lebih lanjut Rosan menjelaskan kalau proses transisi kepemimpinan akan dilakukan secara tertib, terukur, dan terencana.
"Untuk memastikan kelancaran program strategis serta kesinambungan arah dan tujuan perusahaan.perusahaan," ucap Rosan.
Rosan mengungkapkan kalau pihaknya memang menerapkan kajian kelayakan pada seluruh aksi korporasi.
"Setiap aksi korporasi, termasuk di PT Agrinas Pangan Nusantara, dilaksanakan setelah melalui kajian kelayakan yang komprehensif dan sesuai prosedur yang berlaku," ucap Rosan.
Bukan tanpa sebab, Danantara menerapkan prinsip kehati-hatian dalam setiap proses pengambilan keputusan untuk mendukung keberlanjutan kinerja perusahaan, serta menjaga kepercayaan pemangku kepentingan.
"Danantara Indonesia berkomitmen pada transparansi, akuntabilitas, dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik di seluruh entitas usaha," imbuhnya.