Firli Tak Dijemput Paksa Walau Kerap Mangkir, Begini Kata Polisi
Hukum

Forumterkininews.id, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri kerap mangkir dalam pemeriksaan polisi terkait dugaan kasus pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Kapasitasnya sebagai saksi inilah yang membuat polisi urung menjemput paksa.
Terkait hal tersebut, Eks Penyidik KPK RI, Yudi Purnomo Harahap mengatakan, seharusnya penyidik dapat menjemput paksa Firli Bahuri dan tidak ada alasan lagi Firli tidak bisa hadir untuk diperiksa sebagai saksi.
“Jika Firli masih berani mangkir tanpa alasan yang patut maka dia bisa dijemput paksa oleh Penyidik Polda. Jangan ada pihak yang menghambat penyidikan karena bisa dikenakan pidana pasal 21 merintangi penyidikan,†ucap Yudi, kepada Forumterkininews, di Jakarta, Selasa (14/11).
Baca Juga: Keberatan Jadi Saksi, Wakil Ketua KPK Batal Diperiksa Soal Kasus Firli
Yudi meminta hentikan drama Firli Bahuri mangkir lagi. Ia berharap sebaiknya Firli segera menghadiri pemeriksaan Polda Metro Jaya guna mempercepat penuntasan kasus dugaan pemerasan terhadap SYL oleh Pimpinan KPK. Sehingga Polda Metro Jaya bisa segera ekspose untuk menentukan siapa tersangkanya.
Alasan Tak Panggil Paksa Firli
Menjawab hal itu, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengungkap alasan pihaknya tak melakukan pemanggilan paksa terhadap Firli Bahuri karena kapasitasnya sebagai saksi.
“Kita panggil pada saat kapasitas sebagai saksi ya. Pemanggilan pertama, dan tidak hadir dan kemudian kita panggil ulang yang kedua ya,†tutur Ade Safri, di Mapolda Metro Jaya.
Baca Juga: Wakil Ketua KPK Bakal Diperiksa Hari Ini Terkait Kasus Pemerasan Firli
Selain itu ketidakhadiran Firli dalam pemanggilan memiliki alasan yang jelas dan meminta penjadwalan ulang terkait pemeriksaan tersebut.
“Yang sekarang adalah dalam kapasitas sebagai pemeriksaan keterangan tambahan terhadap Ketua KPK RI atau pak FB di hadapan penyidik di ruang Riksa Subdit Tipidkor Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. Dan ini yang bersangkutan tidak hadir dan memberikan konfirmasinya dan meminta untuk dijadwalkan ulang,†tutur Ade Safri.
Terkait pengusutan kasus dugaan pemerasan ini, Ade Safri menegaskan semuanya sedang berproses dalam serangkaian, kegiatan penyidik untuk mencari dan mengumpulkan bukti yang akan membuat terang tindak pidana terjadi dan menemukan tersangkanya.
“Kita masih berproses. Kami jamin penyidik akan profesional, transparan, akuntabel, dalam melakukan penyidikan tindak pidana korupsi yang terjadi," tutup Ade Safri.