Penampilan apik ditunjukan calon wakil presiden (cawapres) Republik Indonesia nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka saat debat pada Jumat (22/12/2023) lalu.
Dalam debat cawapres yang mengangkat tema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, inventasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan, menjadi ajang pembuktian bagi Gibran untuk menunjukan bahwa anak muda tidak bisa diremehkan.
Pernyataan itu pula yang disampaikannya saat mengunjungi Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) pada Sabtu 23 Desember 2023.
“Anak muda diremehin itu biasa. Nanti tinggal tunggu timming aja untuk pembukitan ya. Jangan, pokoknya jangan sampai kita nyerah, jangan sampai kita rendah diri, kita buktiin aja. Kan kemarin kami mengajak ini ya di closing, closing statement debat ya,” katanya seperti dikutip dari YouTube Berita Surakarta, Minggu (24/12).
Terkait debat cawapres yang digelar Jumat lalu, Gibran kemudian teringat dengan hal teknis yang diungkitnya kembali saat menemui calon konstituennya di Manado. Ia mengaku baru mengetahui boleh ada contekan saat debat.
“Saya baru tahu lho, kalau debat (cawapres) itu boleh bawa contekan. Yang lain pakai contekan, saya harus ngafalin,” ujarnya santai yang disambut riuh pendukungnya.
Indonesia Emas 2045
Lebih lanjut, ia mengemukakan pentingnya menatap negara ini di masa depan, tepatnya menuju Indonesia Emas 2045.
“Kami kan kemarin mengajak anak muda, kesempatan untuk Indonesia Emas 2045 itu datangnya hanya sekali.”
Dalam kesempatan itu, ia mengajak kepada semuanya untuk mempersipkan diri menuju Indonesia yang lebih maju lagi dengan memanfaatkan bonus demografi yang tidak bisa ditunggu dua kali.
“Yang nyiapin ya anak-anak seumuran kita. Nanti yang menikmati anak cucu kita, 2045 ya datangnya cuma sekali, karena bonus demografi datangnya juga cuma sekali, nggak akan terulang lagi.”
Mengulang apa yang disampaikannya dalam debat cawapres, Gibran kemudian menegaskan bila tidak dimulai dari saat ini, bakal mengulang pada persoalan mendasar terkait pertumbuhan ekonomi dan penghasilan yang tidak akan meningkat.
“Kalau nggak tercapai, Indonesia akan gini-gini terus terjebak pada middle income trap, gini-gini terus. Yang sering ngeluh UMP/UMK rendah akan gini terus. Makanya harus digenjot sekarang.”
