Jadi Tempat Pesugihan, 31 Makam Keramat Palsu di Serang Dibongkar
Banten

Sebanyak 31 makam keramat palsu yang berdiri di atas tanah wakaf Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Kamadean, Kabupaten Serang, Banten, dibongkar.
Pembongkaran dilakukan setelah Muspika, MUI Kecamatan Petir, tokoh agama dan masyarakat melakukan musyawarah di Kantor Camat Petir, Senin (2/6/2025).
Di areal tanah wakaf itu awalnya hanya terdapat satu makam tokoh masyarakat setempat. Namun kekinian terdapat puluhan makam yang tidak jelas asal-usulnya.
Baca Juga: Air Mata Tunah Tak Terbendung Saat Tahu Suaminya Pelaku Tabrakan Maut di KM 92 Tol Cipularang: Tolong Suami Saya...
"Berdasarkan informasi, pada 2018 hanya ada satu makam yang dikeramatkan oleh warga setempat," kata Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko.
"Namun seiring waktu muncul 31 makam baru disekitar makam keramat yang tidak jelas asal-usulnya," lanjutnya kepada awak media, Selasa (3/6).
Lapak Pesugihan
Baca Juga: Perakit Odong-Odong Ditetapkan Sebagai Tersangka
Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko. [Dok. Istimewa]Berdasarkan keterangan masyarakat, makam palsu tersebut dibangun oleh Suhada.
Ia bukan warga setempat. Melain warga Kabupaten Karawang, Jawa Barat yang memiliki kerabat di Desa Seuat, Kecamatan Petir.
Diduga Suhada membangun makam-makam palsu untuk mencari keuntungan dari masyarakat yang mencari pesugihan.
"Informasinya makam-makam palsu itu dibangun oleh Suhada untuk untuk mendapatkan keuntungan dari masyarakat yang mencari pesugihan," ujar Condro.
Makam yang diduga palsu dibangun dengan menggunakan bata hebel dan di batu nisan ditulisi nama para wali.
di antaranya, Syeh Antaboga, Pajajaran, Nyi Mas Ratu Gandasari, Prabu Tajimalela, Ratu Sunda Galuh, Nyai Sangketa dan lainnya.
"Selain membuat makam keramat palsu, Suhada juga membuat terowongan atau goa yang diduga untuk ritual pesugihan," jelasnya.
Ajaran Sesat
Condro menambahkan, warga juga menyebut Suhada tidak cuma membuat makam palsu untuk dijadikan tempat pesugihan.
Namun turut pula menyebarkan ajaran sesat dengan tidak mewajibkan Salat Jumat dan puasa Ramadhan.
"Warga juga menganggap Suhada menyebarkan ajaran sesat untuk tidak melaksanakan sholat Jumat dan puasa Ramadhan," terangnya.
"Keberadaan Suhada masih kita selidiki dan saat ini lokasi pemakaman telah dipasang police line," pungkasnya.