Kelakar Raja Jawa oleh Bahlil Lahadalia Disebut Pakar Blunder Besar
Politik

FT News - Bahlil Lahadalia berkelakar soal sosok ‘Raja Jawa’ dalam pidatonya setelah terpilih menjadi ketua umum Partai Golkar.
Mulanya, di atas podium ia berpesan agar para kader terus mendukung agenda pemerintahan Jokowi dan pemerintahan Prabowo Subianto sebagaimana komitmen awal saat membangun koalisi. Ia menekankan, jika sudah berkomitmen harus tegak lurus.
Saat membicarakan kepala pemerintahan, Bahlil melempar candaan soal 'Raja Jawa'. Dia mewanti-wanti para kader agar tak bermain-main dengan 'Raja Jawa' itu.
Baca Juga: Banjir di Tegal Alur Jakarta Barat, 873 Orang Mengungsi
"Soalnya 'Raja Jawa' ini kalau kita main-main celaka kita. Saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh ini ngeri-ngeri sedap barang ini, saya kasih tahu," ujar Bahlil di Munas XI Golkar, JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8).
Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai pernyataan Menteri Energi Sumber Daya Mineral ini bukan sinyal bagi partai koalisi agar selalu tegak lurus.
Baca Juga: Jokowi: Diperkirakan di Satelit NASA Tahun 2050-an Sepertiga Jakarta Bisa Kena Banjir dari Laut
“Saya melihatnya itu pernyataan tidak cocok yang menyebut Raja Jawa di depan presiden, itu namanya blunder,” katanya kepada FTNews, Minggu (25/8).
Kelakar Bahlil ini terus menggema, hingga Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri ingin mengenal sosok Raja Jawa ini.
"Makanya, saya kan langsung sambil sarapan ketawa. Ih bilang ada Raja Jawa. Terus aku mikir aku mau kenalan juga deh sama Raja Jawanya," kata Megawati di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (22/8).
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Foto: FTNews / Muhamad Nur Alfiyah
Ujang mengatakan pernyataan Mantan Menteri Investasi ini tidak elok keluarnya. Karena, Bahlil secara tidak langsung mengkritik presiden.
“Itu adalah kritikan besar yang entah disengaja atau tidak, itu mengkritik kekuasaan atau presiden keliatannya,” ucapnya.
“Oleh karena itu saya melihat, ucapan Bahlil itu ucapan blunder yang merugikan Bahlil itu sendiri, karena sudah mendapatkan ketua umum yang direstui Jokowi tapi masih mengkritik Jokowi,” tambahnya.
Bahlil Lahadalia merupakan ketua umum Partai Golkar periode 2024-2029. Dirinya menggantikan Airlangga Hartarto yang mengundurkan diri, karena alasan pribadi.