Kematian Fotografer Muda Sara Jodat oleh Serangan Israel Viral di Media Sosial

Penyerangan Israel ke wilayah Iran dalam misi menghancurkan fasilitas nuklir dan militer merenggut korban sipil. Fotografer berusia dua puluh dua tahun, Sara Jodat, dipastikan tewas setelah serangan udara Israel menghantam ibu kota Iran, Teheran.

Setelah serangan Israel ke Iran pada Jumat, 13 Juni 2025, konflik militer semakin meruncing. Iran melakukan serangan balik dengan meluncurkan ratusan misil ke wilayah Iran.

Kematian Sara Jodat Viral

Baca Juga: Siapa Avner Netanyahu? Putra PM Israel Tunda Pernikahan Usai Negaranya Diserang Iran

Sara Jodat. (Twitter)

Menurut jurnalis Kourosh Ziabari, Jodat adalah seorang sarjana di Universitas Arsitektur dan Seni Pars, tempat dia belajar fotografi di bawah bimbingan seorang profesor yang membenarkan berita buruk tersebut.

"Seorang seniman yang bercita-cita tinggi lainnya adalah korban dari permusuhan. Semoga ingatannya menjadi berkah," tulis Ziabari dalam postingan yang kini viral di X, sebelumnya Twitter.

Baca Juga: Donald Trump Ancam Bom Iran Lagi, Muncul Ketegangan Baru?

Dikutip Whereisthebuzz, patah hati atas kematian Sara sangat terasa terutama di media sosial. Netizen menyebut Sara Joda bukan seorang politisi. Dia tidak berseragam. Dia adalah seorang pelajar. Seorang seniman yang harus menjadi korban.

Korban Berjatuhan

Sara Jodat. (Twitter)

Sara Jodat telah tiada, salah satu dari setidaknya 585 warga Iran yang tewas dalam seminggu serangan udara Israel yang tiada henti di Teheran dan sekitarnya. Lebih dari 1.326 warga sipil terluka, dan seluruh lingkungan menjadi puing-puing.

Hal ini terjadi di tengah salah satu eskalasi paling eksplosif di Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir. Setelah Israel melancarkan serangan udara terkoordinasi pada Jumat lalu yang menargetkan beberapa situs Iran termasuk fasilitas militer dan nuklir, Iran membalas dengan rentetan rudal.

Pihak berwenang Israel kini mengatakan 24 warganya tewas setelah serangan tersebut, dan ratusan lainnya terluka. Namun bagi banyak orang yang menyaksikan konflik tersebut dari jauh, nama Sara Jodatlah yang paling menusuk hati mereka.