Kepala BNPT: Tinggalkan Ajaran Kekerasan
Daerah

Forumterkininews.id, Bogor - Sebanyak 24 orang narapidana terorisme (napiter) di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Terorisme (Lapsuster) Kelas II B Sentul, Bogor mengucapkan Ikrar Setia terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kita berharap bahwa saudara-saudara kita (Napiter) yang mengikuti ajaran-ajaran tentang kekerasan dilakukan pembinaan dalam bentuk program Deradikalisasi, sebagai upaya untuk mulai meninggalkan cara-cara kekerasan. dalam menjalankan kehidupannya. Itu yang paling penting," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Prof. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si, usai menyaksikan langsung pengucapan Ikrar Setia NKRI di Balai Latihan Kerja (BLK) Lapsuster di Komplek BNPT, Sentul, Kab. Bogor, Rabu (3/5).
Rycko menjelaskan bahwa Indonesia ini adalah negeri yang dibangun dari berbagai perbedaan, yang mana perbedaan itu disatukan dalam sebuah negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena, menurutnya, berbeda itu adalah suatu keniscayaan, Dan perbedaaan itu jika dipersatukan akan menjadi sebuah kekuatan, tanpa menggunakan kekerasan.
Baca Juga: Pekerja Bangunan yang Tewas di GOR Mampang Tak Pernah Gunakan Alat Keselamatan Kerja
"Karena ideologi terorisme ini mengajarkan kekerasan, menebarkan rasa takut seperti di sebuah penyakit dalam kehidupan sosial kita, penyakit sosial. Bahkan beberapa konvensi internasional mengatakan bahwa kejahatan ini menyebabkan penderitaan yang luar biasa, extraordinary crime," ujar mantan Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan (Kalemdiklat) Polri ini.
Karena kejahatan atau ideologi kekerasan itu menurut alumni Akpol tahun 1988 ini telah merobek dan merusak rasa kemanusiaan yang tidak bisa menerima perbedaan, menyebarkan rasa takut kepada seluruh umat manusia, mau menang sendiri dengan menggunakan berbagai cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuannya seperti itu.
Rycko menuturkan, pembekalan materi wawasan kebangsaan, wawasan keagamaan dan wawasan kewirausahaan juga ikut diberikan terhadap para napiter di BLK tersebut. Ini agar supaya para napiter  nanti setelah keluar dari Lapsuster Kelas II B Sentul bisa berkarya, bisa berusaha, sehingga bisa mensejahterakan keluarganya.
Baca Juga: Pelni Berangkatkan Ribuan Pemudik dengan Sembilan Kapal
Mantan Gubernur Akademi Kepolisian (Akpol) ini berharap agar para napiter yang telah melepas bai'at nya benar-benar dilepas dari hati, bukan karena mengharapkan remisi atau pembebasan bersyarat (PB).
Sementara itu Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkum HAM Jawa Barat, Kusnali megungkapkan bahwa pengucapan Ikrar Setia NKRI yang dilakukan 24 napiter dari Lapsuster Kelas II B Sentul ini sebagai wujud keberhasilan program pembinaan yang dilakukan oleh lembaga pemasyarakatan dan juga dukungan kolaborasi dari BNPT, Densus 88/Anti Teror Polri, Kesbangpol dan Forkopimda.
"Ada tiga kata kunci program keberhasilan dalam program pembinaan. Pertama, narapidana, kedua, petugas dan yang ketiga adalah masyarakat atau stakeholder. Kalau ketiga komponen ini ikut bekerjasama dan berkolaborasi satu tujuan Insya Allah program pembinaan akan berjalan dengan maksimal," ujar Kusnali.
Salah satu napiter yang turut serta mengucapkan Ikrar Setia NKRI, Dudi Iskandar, mengatakan bahwa selama menghuni Lapas Kelas II B Sentul seperti berada di rumah sendiri. Karena dirinya mendapatkan petugas yang sangat rendah hati dan memanusiakan dirinya sebagai warga negara.
Pembacaaan Ikrar Setia NKRI yang dilakukan terhadap 24 napiter ini dipandu langsung oleh Direktur Deradikalisasi BNPT, Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, SE, MM. Pejabat BNPT yang turut hadir dalam acara tersebut yakni Sekretaris Utama (Sestama) Bangbang Surono, Ak, MM, Deputi bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Nisan Setiadi, SE, Kepala Biro Umum, Marsma TNI Fanfan Infansyah, Kepala Biro Perencanaan, Hukum dan Humas, Brigjen TNI Roedy Widodo, Kasubdit Binad Lapsuster Kolonel Inf. Kurniawan, Kabag Hukum dan Humas Kombes Pol Astuti Idris dan tamu undangan lainnya dari stakeholder terkait.