Keren! Orangutan Sumatera Dapat Obati Lukanya Sendiri
Teknologi

FTNews - Seekor orangutan sumatera (Pongo abelii) bernama Rakus menjadi viral di media sosial. Pasalnya orangutan ini membuat salep sendiri dari dedaunan untuk menyembuhkan luka yang berada di pipinya.
Melansir BBC, ini merupakan pertama kalinya seekor hewan terekam mengobati luka menggunakan tumbuhan obat. Pertama-tama, Rakus mengambil tumbuhan-tumbuhan yang ia anggap sebagai tumbuhan obat. Lalu, ia mengunyah tumbuhan tersebut hingga menjadi halus seperti salep. Setelah itu, ia peperkan salep tersebut di luka yang berada di pipinya.
Para peneliti mengatakan bahwa perilaku ini dapat datang dari nenek moyang antara manusia dan kera zaman dahulu kala. “Mereka merupakan relatif terdekat dan hal ini menunjukan kemiripan kita (manusia) dengan mereka (kera). Kita lebih banyak miripnya daripada perbedaannya,†ungkap Dr. Isabelle Laumer, seorang ahli biologi dari Max Planck Institute dan penulis utama penelitian ini.
Baca Juga: Hati-hati! Virus Brokewell Bisa Kuras Rekening
Hal ini berawal dari tim peneliti ini menuju Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh. Mereka menemukan Rakus dengan luka yang besar di pipinya pada Juni 2022.
Mereka percaya bahwa luka tersebut berasal dari perkelahian antara dua pejantan orangutan sumatera. Karena, ia membuat tangisan keras yang disebut “panggilan panjang†pada hari-hari sebelum tim peneliti ini melihatnya dengan luka di pipinya.
Mengobati Diri Sendiri
Baca Juga: Bocah Temukan Bebek Karet di Pantai, Bukti Kejahatan Lingkungan
Orangutan sumatera, Rakus, terlihat mengunyah tumbuhan untuk membuat salep lukanya. Foto: BBC/Armas
Tim peneliti ini melihat Rakus mengunyah batang dan daun dari tumbuhan akar kuning. Tumbuhan ini dapat bekerja sebagai anti-inflamasi dan anti-bakteri. Selain itu, kearifan lokal masyarakat Indonesia juga menggunakan akar kuning untuk menangani malaria dan diabetes.
Ternyata, salep akar kuning buatan orangutan sumatera ini berhasil bekerja. Dalam waktu lima hari, para peneliti menemukan tidak adanya tanda-tanda infeksi dan lukanya sudah menutup. Dalam waktu satu bulan, pipi rakus sudah sembuh.
Berdasarkan pengamatan ini, para peneliti mengatakan bahwa Rakus paham bagaimana menggunakan obat. Karena, orangutan sangat jarang memakan akar kuning. Juga, karena panjangnya perawatan luka yang Rakus lakukan.
“Ia berkali-kali memberi salep pada lukanya. Dan kemudian ia juga memberi tanaman yang lebih padat. Proses ini memakan waktu yang cukup lama. Itu mengapa kami berpikir ia sengaja melakukan hal tersebut,†jelas Dr. Laumer.
Selain itu, para peneliti juga mengatakan bahwa Rakus beristirahat lebih lama dari biasanya saat terluka. Melalui pengamatan ini, mereka mengindikasikan bahwa ia berada di dalam masa penyembuhan.
Sudah Ada Data Sejak Lama
Luka di pipi rakus menghilang setelah merawatnya dengan salep buatannya. Foto: BBC/Safruddin
Para peneliti sudah sadar bahwa kera menggunakan obat-obatan untuk mengobati diri mereka. Pada tahun 1960-an, seorang ahli biologi bernama Jane Goodall melihat simpanse menggunakan daun untuk membersihkan bokong mereka dari feses.Â
Selain itu, banyak dokumen juga menunjukan kera memakan dedaunan dari tumbuhan obat-obatan. Namun, para peneliti belum pernah melihat satwa liar menggunakan tumbuhan sebagai obat untuk menutup luka.
Dr. Laumer mengatakan bahwa hal ini dapat saja pertama kalinya Rakus lakukan. “Ini dapat saja ia tidak sengaja menyentuh lukanya dengan jarinya di mana tumbuhan menutupi luka tersebut. Setelah itu, karena tumbuhan tersebut memiliki pereda rasa sakit yang tinggi, maka ia rasa sakitnya menghilang. Sehingga, ia menggunakan tumbuhan tersebut berkali-kali,†jelas peneliti dari Jerman ini.
Selain itu, teori lainnya adalah Rakus mengetahui hal tersebut melalui pengamatan. Seperti saat ia melihat sekelompok orangutan sumatera lainnya menggunakan metode ini untuk merawat luka mereka.